Banten24

Lakukan Tanam Cepat dacan Kembangkan Komoditas Pertanian

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN (DKPP) KABUPATEN SERANG

BISNISBANTEN.COM – Dalam rangka menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Serang, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang di bawah kepemimpinan Suhardjo dan Yuli Saputra sebagai Kepala Dinas dan Sekretaris terus berinovasi, menjalankan program, melakukan upaya koordinasi hingga memberikan bantuan kepada para petani. DKPP pun sempat mendapat program dari Kementerian Pertanian untuk melakukan gerakan nasional antisipasi El Nino dengan melakukan tanam cepat di lahan seluas 16 ribu hektare, terbagi 1000 hektare tanam pada September dan 5.000 hektare tanam pada Oktober, serta 10 ribu hektare tanam pada November. Lokasi tanam dilakukan hampir di semua kecamatan yang masih ada sumber air.

“Kita salah satu daerah yang dipercaya Kementan untuk pola tanam dipercepat. Namanya Gernas, ada bantuan benih dari pusat untuk percepatan tanam,” ungkap Suhardjo.

Advertisement

Selain itu, pihaknya juga saat ini masih terus melakukan pengembangan komoditas lainnya. Di antaranya komoditas kedelai yang sudah melakukan tanam varietas Migo Ratu Serang di lahan seluas 10 hektare, yakni di Kecamatan Cinangka 7 Hektare, Anyar 1 hektare, dan di Desa Cikedung Kecamatan Mancak 2 hektare.

“Alhamdulillah pertumbuhannya bagus, usia satu bulan,” ucapnya.

Hasil panen kedelai di lahan seluas 10 hektare dikembangkan kembali pada lahan 100 hektare. Lahan tanam kedelai telah disiapkan walau diakui saat sosialisasi sedikit sulit diterapkan tanam kedelai kepada petani.

Advertisement

“Tapi kita coba terus sosialisasi ke petani bahwa kedelai untung juga kalau ditanam dengan benar, olah tanam benar. Maka, hasilnya akan bagus untuk tingkatkan kesejahteraan, jangan padi terus tapi ada kedelai,” katanya.

Selain itu, produksi jagung terus digencarkan, dimana akibat impor jagung ditutup berdampak harga jual jagung menjadi tinggi mencapai Rp7.000 per kilogram. Saat ini lahan tanam jagung sudah mencapai 200 hektare di Jawilan, Anyar 150 hektare, serta di Bojonegara dan Puloampel 90 hektare. Kebutuhan jagung lumayan di pabrik pakan yang masih membutuhkan jagung dan rata rata masih dari luar dengan suplai minimal bisa dipenuhi kebutuhan Kabupaten Serang.

Tanam jagung pertama dilakukan di Bojonegara, Puloampel, dan Jawilan, serta Anyar dengan produksi per hektare rata-rata mencapai 5 ton.

Selain itu juga ada juga produksi cabai, dimana tahun ini Kabupaten Serang mendapat bantuan dari Bamk Indonesia (BI) untuk tanam cabai 2 hektare di Kecamatan Padarincang dan Pabuaran. Kemudian dari APBD Provinsi Banten juga ada untuk 2 hektare juga di Kecamatan Padarincang dan Pabuaran.

“Perkembangan bagus, kendalanya Pabuaran kurang air, makanya ada bantuan pipanisasi,” katanya.

Selain bantuan BI dan APBD, ada juga masyarakat yang melakukan tanam cabai mandiri, seperti di Kecamatan Cikeusal dan Kramatwatu. Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah pun sempat menjadikan Pabuaran dan Padarincang sebagai sentra cabai.

“Di Pabuaran sudah bagus masyarakat mulai tergugah dan tanam, di Padarincang juga yang tanam mulai tertarik. Di tempat lain di Padarincang juga banyak tapi enggak ngumpul,” ujarnya.

Terkait ketahanan pangan, tahun ini dipastikan produksi padi masih surplus. Cadangan pangan sebanyak 348 ton pun masih utuh dan belum dikeluarkan. Bahkan, ada tambahan sebanyak 41 ton padi tahun ini.

Uuntuk antisipasi harga beras yang naik, kata Suhardjo, pemerintah menggulirkan bantuan beras 10 kilogram per Kepala Keluarga (KK). Pada tahap pertama diberikan kepada 86.123 KK dan tahap kedua turun menjadi 78.697 KK yang tersebar di seluruh kecamatan. (Advertorial)

Advertisement
bisnisbanten.com