BISNISBANTEN.COM – Dalam pelayanan kesehatan, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci. Seperti halnya di RSUD dr Dradjat Prawiranegara (RSDP) Kabupaten Serang yang terus meningkatkan pelayanan kesehatan dengan berbagai inovasi, salah satunya melahirkan Fast, Accurate, Systematic, Transparent, Lean, Accountable, dan Beneficial (FASTLAB) yang mempu mengoptimalisasi pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik agar setiap pasien mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang cepat, akurat, dan terpercaya.
Wakil Direktur Penunjang RSDP Mujiyati Erianis yang mengatakan, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Kepmenkes RI) Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, yaitu standar waktu tunggu hasil pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik itu kurang dari 140 menit dan itu menjadi tantangan bagi RSDP Kabupaten Serang, dimana waktu tunggu hasil pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik belum mencapai standar ideal. Berdasarkan laporan SPM RSDP 2024, kata Wadir yang akrab disapa Eris ini, capaian waktu tunggu hasil laboratorium klinik darah rutin dan kimia klinik di RSDP lebih dari 140 menit.
“Dari target 100 persen realisasinya baru mencapai 86 persen,” ungkap Eris.
Menjawab tantangan itu, kata Eris, RSDP melahirkan inovasi transformatif bernama FASTLAB yang merupakan upaya optimalisasi pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik di RSDP agar setiap pasien mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang cepat, akurat, dan terpercaya.
Sebelumnya, diakui Eris, pihaknya menghadapi berbagai kendala dalam pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik, di antaranya cukup tingginya angka sampel yang rusak (lisis atau beku), volume sampel yang tidak memadai, hingga gangguan pada sistem pengiriman sampel pneumatic tube. Permasalahan ini tidak hanya memperpanjang waktu tunggu karena proses pengambilan sampel ulang, melainkan juga menyebabkan pemborosan sumber daya dan menurunkan kepuasan pasien.
Adapun strategi RSDP untuk mengoptimalisasi pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik di FASTLAB), disebutkan Eris, di antaranya Digitalisasi Melalui Dashboard Real-Time, dimana Inovasi utama FASTLAB adalah pengembangan dashboard monitoring digital yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Sistem ini memungkinkan pemantauan seluruh alur proses pemeriksaan secara real-time, mulai dari pengambilan sampel hingga hasil keluar. Transparansi ini memungkinkan identifikasi hambatan secara cepat dan pengambilan keputusan berbasis data.
Selanjutnya, Peningkatan Kompetensi SDM, dimana FASTLAB menyadari bahwa teknologi tanpa manusia yang kompeten adalah sia-sia. Oleh karena itu, dibutuhkan program pelatihan dan sertifikasi phlebotomy (pengambilan darah) standar bagi para petugas untuk menekan angka pre-analitik error dan memastikan kualitas sampel terbaik sejak awal.
Berikutnya, Kolaborasi Lintas-Unit yang Solid, dimana Keberhasilan laboratorium tidak berdiri sendiri. FASTLAB membentuk tim khusus yang menjadi jembatan koordinasi antara unit. Kolaborasi yang efektif ini memastikan alur kerja yang mulus dan responsif terhadap setiap kebutuhan klinis.
Terakhir, Audit dan pemeliharaan rutin sistem pneumatic tube untuk memastikan keandalan pengiriman sampel, serta pelaksanaan layanan laboratorium sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP)
Melalui strategi itu, ditegaskan Eris, inovasi FASTLAB dapat memangkas waktu tunggu hasil laboratorium hingga di bawah 140 menit sesuai standar nasional, mengurangi pemborosan akibat pengulangan tes, dan yang terpenting mempercepat proses diagnosis dan penanganan pasien.
“Bagi pasien, ini berarti pelayanan dan penanganan yang lebih cepat. Bagi rumah sakit ini bermanfaat besar dalam peningkatan efisiensi, akuntabilitas, dan kualitas pelayanan,” terang Eris.
Program FASTLAB, menurut Eris, menjadi bukti nyata komitmen RSDP untuk terus berbenah dan berinovasi.
“Ini bukan hanya tentang angka dan target, tetapi tentang memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi, di mana setiap detik begitu berharga bagi kesembuhan pasien,” pungkas Eris. (Nizar)
