Kisah Tayla, Wanita yang Terlahir Tak Bisa Senyum

BISNISBANTEN.COM – Siapa sangka, bahwa ternyata ada seseorang yang terlahir tak bisa tersenyum.
Seseorang tersebut bernama Tayla Clement, wanita yang penampilannya tampak seperti selalu cemberut, ia pun sempat mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman alias dibully.
Meski kondisi itu membuat masa kecilnya menderita, Tayla kini tumbuh menjadi wanita sukses dan dikenal sebagai selebgram yang memiliki sejumlah pendukung dan pengikut. Tayla seringkali membenci keadaannya yang terlihat kaku. Ia berharap bisa memiliki senyum yang normal.
“Itu tidak selalu mudah. Aku menghabiskan banyak waktu membenci senyumku, berharap aku punya senyum yang normal, berharap aku tidak ada karena itu sepertinya lebih mudah dibanding hidup, tapi karena keajaiban, aku masih di sini. Aku lahir untuk membuat perbedaan di dunia dan aku tahu ini dengan sepenuh hatiku,” ungkap Tayla.
Tayla menghabiskan masa hidupnya dengan kondisi di mana sebagian otot wajahnya yang mengontrol emosi tidak berfungsi.
Ia terkena sindrom Moebius yang tidak dapat diobati. Selain itu, Tayla yang kini berusia 24 tahun itu pun tidak bisa menggerakkan matanya, alis, atau pun mulut.
Penampilannya yang tidak biasa memang membuat hidupnya tidak mudah dan sering membuatnya merasa tidak percaya diri.
Namun perlahan ia mulai bisa menerima, meskipun ada masa-masa di mana selebgram tersebut pernah mengidap depresi dan kecemasan karena di-bully di sekolah dahulu.
Bahkan, ia juga sering berpindah-pindah sekolah dan sempat berbohong pada orang tua mengenai perlakuan teman-teman karena tidak ingin membuat kedua orangtuanya terbebani.
“Anak-anak berteriak di depan wajahku dan mereka bilang takut denganku tapi kemudian berlari sambil tertawa, aku sangat terisolasi. Mereka mulai berpura-pura tidak mengenalku,” kata Tayla.
Tak hanya teman-temannya, guru-guru di sekolahnya pun memberikan perlakuan yang berbeda padanya.
“Bahkan guru-guru memperlakukanku berbeda. Ketika aku hanya satu-satunya anak yang mengangkat tangan di kelas, guru tidak melihatku, berpaling, dan tidak menanggapi pertanyaanku,” lanjutnya.
Tidak tinggal diam, wanita asal Selandia Baru itu ternyata sempat berusaha memperbaiki mulutnya dengan operasi di usia 12.
Namun ia tetap mensyukuri apa yang terjadi dan berusaha ikhlas menerima dirinya sepenuhnya dan menganggap bahwa tidak bisa tersenyum adalah hadiah terbaik untuknya. (Sarah)