Harga Komoditas Pangan di Pasar Rau Relatif Stabil Jelang Lebaran

BISNISBANTEN.COM — Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Banten, Ameriza M. Moesa, menyatakan bahwa harga komoditas pangan di Pasar Rau, Serang, relatif stabil menjelang Lebaran.
Hal ini diungkapkan saat mendampingi Kunjungan Kerja Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI ke Provinsi Banten, yaitu Ketua Tim/Wakil Ketua BAM DPR RI Dr. Tr. Agun Gunandjar dari Fraksi Golkar, Tamanuri dari Fraksi Nasdem, dan Siti Mukaromah dari Fraksi PKB.
Terlihat hadir juga Wakil Gubernur Banten Dimyati Nata Kusumah, Wakil Walikota Serang Nur Agis Aulia, Asda II Setda Banten M Yusuf, Kepala Disperindag Banten Babar Suharso, Kepala BPOM Serang Mojaza Sirait, Asda II Kota Serang Yudi Suryadi, Kepala Pasar Rau, ABM,, Kamis (06/03/25).
“Harga bawang, cabai merah, cabai keriting, dan cabai rawit terpantau stabil. Bahkan, harga cabai rawit merah yang sebelumnya sempat melonjak tinggi Rp 120 ribu/kg, kini sudah turun, menjadi Rp 80 ribu/kg,” ungkapnya.
Ameriza menilai, perkembangan ini merupakan kabar baik. Ia pun memastikan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus mendukung upaya pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.
“Kami terus mendorong pemerintah daerah untuk meningkatkan kegiatan pasar murah dan operasi pasar murah sebagai solusi jangka pendek untuk menciptakan ekspektasi positif dari masyarakat,” katanya.
Ia memperkirakan, inflasi pada bulan Lebaran tahun ini berada di kisaran 0,5% (month-to-month), berdasarkan rata-rata inflasi tiga tahun terakhir. “Kalau dari sisi inflansi, komoditas pangan tentunya ada pengaruh. Seiring dengan peningkatan permintaan, khususnya mendekati hari lebaran dampak inflasi pasti ada. Tapi dengan upaya-upaya mitigasi risiko, diharapkan dampak kenaikannya tidak terlalu besar,” terangnya.
Ameriza juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying yang dapat memicu kenaikan harga yang tidak wajar.
“Jangan sampai kenaikannya diluar kewajaran karena dipengaruhi oleh panic buying, atau berita kurang bagus, atau juga ada praktek-praktek penimbunan. Itu yang harus dimitigasi, termasuk upaya-upaya distribusi. Saya rasa itu salah satu yang bisa diupayakan oleh TPID,” pungkasnya. (siska).