Haji Virtual Melalui Virtual Black Stone, Memang Bisa?
BISNISBANTEN.COM – Di era digital seperti saat ini, segala kegiatan fisik bisa digantikan melalui perangkat digital. Termasuk jalan-jalan virtual.
Meskipun pengalaman yang didapat tidak seperti perjalanan langsung, setidaknya perjalanan virtual menggunakan teknologi, mengobati kerinduan atau keingintahuan mengunjungi suatu daerah atau negara. Di masa pandemi, mengunjungi daerah atau negara lain termasuk rumit.
Nah terkait perjalanan virtual ini, 13 Desember 2021 lalu, Arab Saudi meluncurkan Virtual Black Stone Initiative. Ini merupakan layanan berbasis metaverse yang menghadirkan pengalaman melihat Kakbah hingga menyentuh Hajar Aswad secara virtual reality (VR).
Melalui VR ini, Arab Saudi telah membawa tempat paling suci umat Islam ke era metaverse dengan inisiatif baru. Teknologi ini memungkinkan umat Islam untuk secara virtual melihat batu hitam atau Hajar Aswad di Mekah di rumah setiap orang.
Melalui teknologi ini, umat muslim bisa merasakan, menyentuh, bahkan mencium aroma Hajar Aswad meski tidak ke Makkah secara langsung. Itu sekaligus menjadi obat rindu karena hingga saat ini kedatangan ke Saudi masih dibatasi akibat pandemi.
Hal ini memicu pro kontra. Beberapa pengguna media sosial menganggap, teknologi VR di tempat-tempat suci bisa merusak agama dan memainkan syariat Tuhan. Sebagian lainnya mempertanyakan apakah bisa menjalankan ibadah haji dan umrah dengan VR dari rumah tanpa harus pergi ke Makkah.
Mengenai ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara tegas memaparkan, haji virtual dengan memanfaatkan metaverse atau secara virtual tersebut tidak bisa menggantikan haji secara langsung atau fisik.
’’Haji itu adalah ibadah mahdlah,’’ itu yamh dijelaskan Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh.
Secara haji merupakan ibadah yang bersifat dogmatik, tata cara pelaksanaannya harus sama seperti yang dilakukan Nabi Muhammad.
Meski begitu, menghadirkan Kakbah secara virtual bisa digunakan sebagai media manasik. Platform kunjungan Kakbah secara virtual ini bermanfaat untuk edukasi.
Departemen Urusan Keagamaan Turki (Diyanet) pun memiliki pernyataan serupa. Mengunjungi Kakbah lewat metaverse tidak akan dianggap sebagai pelaksanaan ibadah haji yang sah.
“Jemaah bisa berkunjung ke Kakbah di metaverse, tapi tidak akan dianggap sebagai ibadah. Untuk ibadah, harus datang langsung,’’ begitu yang ditegaskan Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet Remzi Bircan.
Ia mengibaratkan VR ini seperti VR yang memperlihatkan Museum Arkeologi di Istanbul. ’’
Sekadar tahu, Virtual Black Stone Initiative merupakan proyek Badan Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi yang bekerja sama dengan Universitas Umm Al Qura.
Presiden Umum Urusan Masjidilharam dan Masjid Nabawi Syekh Dr Abdulrahman bin Abdulaziz Al Sudais menjadi orang pertama yang mencoba teknologi VR Hajar Aswad setelah meresmikan program tersebut.
Inisiatif ini merupakan proyek Badan Urusan Pameran dan Museum, bekerja sama dengan Universitas Umm Al-Qura. (Hilal)