
BISNISBANTEN.COM — Berawal dari keresahan warga bernama Hadid Aulia, pemuda asal Pamulang Tangerang Selatan yang merasa terganggu dengan pencemaran lingkungan. Ia melakukan inisiasi mendirikan wadah pemberdayaan masyarakat melakukan aksi nyata mengelola limbah lingkungan dari kertas bekas yang dilinting dan dikreasikan menjadi beragam produk.
Akasia Art, itulah wadah yang ia bentuk pada 2017. Komunitas yang ia dirikan ini mangumpulkan masyarakat terutama pemuda dan ibu-ibu untuk membuat kerajinan. Hadid mengatakan, awalnya Akasia Art merupakan komunitas sosial, seiring berjalan waktu, selang empat tahun beralih ke sosiopreneur.
“Di Akasia Art ini ada jasa dan ada produk. Kalau jasa kami adakan kelas kerajinan seperti kelas lintingan, kelas souvenir, dan kelas anyaman. Kalau produk ada permainan edukasi, namanya edu box, jam dinding, dan lain sebagainya.” Papar pria kelahiran tahun 2000 ini.
Ia bercerita, untuk mendapat kertas bekas biasanya bekerjasama dengan pihak sekolah, atau membeli langsung kepada ibu-ibu yang memiliki anak sekolah.
“Kita sudah kerja sama dengan beberapa sekolah untuk membeli kertas bekas, kadang juga door to door beli k rumah-rumah,” ujar Hadid.
Menurutnya, gerakan yang ia jalani saat ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Ia memberdayakan ibu-ibu dan pemuda membuat kerajinan dengan teknik melinting kertas.
“Kalau buat ibu-ibu disebutnya Eling, yaitu Emak-emak Ngelinting. Kalau pemudanya disebut Penting, artinya Pemuda Ngelinting. Kami berdayakan mereka dengan orientasi produk yang dihasilkan bisa dijual, benefitnya kan untuk mereka juga, sharing profit.” Papar alumni UIN Syarif Hidayatullah ini.
Hadid mengatakan, Akasia Art membuka kelas-kelas kerajinan dengan berkolaborasi dengan beberapa pihak penyedia tempat untuk menyelenggarakan kelas.
“Tempatnya sejauh ini kami pernah mengadakan kelas di Ekowisata Keranggan, Kandank Jurang Doank, Galeri Dinkop UKM, dan lain-lain. Siapa aja bisa ikut, untuk produknya sendiri karena mainan edukasi, untuk anak-anak usia 8 tahun ke atas. Permainannya seperti lego, hanya saja ini berbahan lintingan kertas,” lanjut Hadid.
Ia berharap, Akasia Art terus bisa berupaya untuk brdaya dan bermanfaat bagi Masyarakat sekitar. “Melalui Edu Box dan aktivitas pemberdayaan yang dilakukan, perlahan kami wujudkan harapan tersebut,” pungkasnya. (Zahara)