Efek Terkena Gas Air Mata yang Perlu Diketahui

BISNISBANTEN.COM — Gas air mata merupakan salah satu jenis senjata kimia yang digunakan aparat keamanan untuk membubarkan massa. Meski namanya air mata, sebenarnya zat ini tidak berwujud cair, melainkan campuran bahan kimia iritan yang biasanya mengandung chlorobenzylidenemalononitrile (CS gas) atau chloroacetophenone (CN gas). Paparan gas air mata menimbulkan reaksi cepat pada tubuh manusia, khususnya pada mata, kulit, dan saluran pernapasan.
Dampak yang paling terasa pertama kali adalah iritasi pada mata. Kontak langsung dengan gas ini dapat menyebabkan rasa perih, panas, penglihatan kabur, hingga sulit membuka mata. Reaksi ini membuat seseorang refleks menutup mata dan sulit melihat, sehingga tidak mampu bergerak bebas. Pada kasus yang berat, paparan berulang bisa meningkatkan risiko kerusakan kornea.
Selain mata, sistem pernapasan juga sangat rentan terhadap gas air mata. Orang yang terhirup gas ini akan langsung mengalami batuk, sesak napas, hidung berair, hingga rasa terbakar di tenggorokan. Bagi penderita asma, bronkitis, atau penyakit paru-paru lainnya, kondisi ini bisa memicu serangan akut yang berpotensi fatal.
Dampak lain yang sering muncul adalah pada kulit. Gas air mata dapat menyebabkan rasa panas, gatal, hingga ruam kemerahan. Bagi orang yang memiliki kulit sensitif, paparan jangka panjang bisa memicu luka bakar ringan. Jika pakaian terkontaminasi, efek iritasi bisa bertahan lebih lama hingga gas benar-benar dibersihkan.
Efek serius dapat terjadi bila seseorang terkena gas air mata dalam ruang tertutup atau dengan dosis yang tinggi. Kondisi tersebut dapat menimbulkan mual, muntah, disorientasi, kehilangan keseimbangan, bahkan pingsan. Dalam kasus ekstrem, paparan berlebih dapat mengancam nyawa, terutama jika korban tidak segera mendapat pertolongan.
Dampak jangka panjang paparan gas air mata juga mulai menjadi perhatian. Penelitian menyebutkan bahwa paparan berulang bisa meningkatkan risiko gangguan paru-paru kronis, penurunan fungsi pernapasan, hingga masalah kesehatan mata permanen. Selain itu, paparan berkepanjangan dapat memicu stres psikologis, trauma, atau gangguan kecemasan bagi korban demonstrasi.
Selain kesehatan fisik, penggunaan gas air mata juga memiliki dampak sosial. Banyak laporan menunjukkan bahwa korban paparan merasa terintimidasi, kehilangan rasa aman, dan mengalami trauma kolektif. Hal ini berpotensi menurunkan kepercayaan publik terhadap aparat jika penggunaannya tidak sesuai prosedur. Meskipun efek gas air mata umumnya bersifat sementara, masyarakat tetap perlu waspada. Cara sederhana untuk meminimalisir dampak adalah dengan menutup wajah menggunakan kain basah atau masker, segera mencari udara segar, membilas mata dan kulit dengan air bersih, serta mengganti pakaian yang terkontaminasi. Jika gejala tidak kunjung hilang, segera cari pertolongan medis.
(Sarah)