Didukung Ulama dan Status Putra Daerah, Entus Siap Nyalon Bupati Pandeglang
BISNISBANTEN.COM – Siang itu, Kamis (31/8/2023) di Kantor Sekretariat Daerah (Setda) Pemerintah Kabupaten Serang ada pemandangan berbeda. Terutama, di Ruang Kerja Sekretaris Daerah (Sekda) yang terletak di lantai dua. Tampak sejumlah warga paruh baya mengenakan sorban dan peci layaknya ulama memasuki ruangan Sekda. Merasa penasaran, Bisnisbanten.com pun mencoba menanyakan kepada ajudan soal tamu yang memasuki ruangan, diduga berasal dari kalangan tokoh agama atau ulama.
Ajudan Sekda pun tidak menampik jika tamu yang masuk untuk menemui Sekda merupakan para ulama dan tokoh masyarakat dari Pandeglang. Bisnisbanten.com diperkenankan ajudan memasuki ruangan atas izin Sekda. Ternyata, kedatangan para ulama itu untuk bersilaturahim dan berencana menjemput Tubagus Entus Mahmud Sahiri yang hari itu merupakan hari terakhir menjabat Sekda karena memasuki masa pensiun per 1 September 2023.
Suasana haru dan penuh rasa kekeluargaan tersaji pada pertemuan Sekda dengan para ulama tersebut. Entus tampak sumringah dengan kehadiran para ulama itu dan mulai bercerita soal silsilah keluarga, perjalanan karir, hingga rencana setelah pensiun. Sejumlah ulama itu, diketahui di antaranya Kiai Hamdi Ma’ani Rusdi selaku Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Kiai Tajudin selaku Ketua MUI Kecamatan Kaduhejo Pandeglang, Kiai Anhar Muhyani selaku Ketua MUI Kecamatan Carita Pandeglang, Kiai Mizan Bustomi yang merupakan Tokoh Masyarakat Kecamatan Banjar, Nawawi selaku Tokoh Masyarakat Kecamatan Banjar, Ustadz Encep Juhaedi sebagai Ketua MUI Kecamatan Banjar Pandeglang, Ustadz Sulaeman Fahri selaku Ketua MUI Kecamatan Cadasari Pandeglang, dan
Ade Mulyadi Tokoh sebagai Masyarakat Kecamatan Saketi Pandeglang.
Tak berselang lama, mereka melakukan doa bersama, lalu meninggalkan ruangan, kemudian berfoto bersama di depan gedung Setda, sebelum akhirnya diajak menuju kediaman Entus di Jalan Bhayangkara, Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang.
Terkait kedatangan para ulama di Pandeglang, kata Entus, dalam rangka silaturahim dan sengaja menjemputnya supaya tidak merasa sendirian selepas selesai dinas di Kabupaten Serang.
“Supaya tidak keueung (kesepian-red) kalau bahasa Pandeglang, supaya tidak merasa sendirian. Saya punya keluarga di Pandeglang. Saya sangat terharu kedatangan mereka, karena betul-betul ini momen bersejarah bagi saya mengakhiri masa tugas sebagai ASN menjabat Sekda diantar pulang dijemput keluarga dari Pandeglang,“ terangnya.
Setibanya di kediaman Entus, para ulama kembali disambut keluarga tuan rumah. Tampaknya hari itu Entus memang sengaja menyiapkan jamuan ramah tamah sebagai tanda perpisahan akhir masa jabatannya sebagai Sekda. Entus berkesempatan kembali berbincang-bincang dengan para ulama dan tamu lainnya yang hadir. Wajah Entus semakin sumringah saat istrinya keluar dari pintu sambil membawa kue sebagai tanda bersyukur, karena Entus dinilai sudah bekerja baik selama menjadi Sekda tanpa ada catatan negatif seperti yang sempat disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum.
Usai ramah tamah, para ulama itu pun mulai meninggalkan kediaman Entus. Namun, ada yang menarik saat para ulama itu meninggalkan lokasi. Mereka berpamitan sambil menyebut Entus dengan sebutan Bupati.
Selepas para ulama pergi, Entus pun blak-blakan kepada awak media jika beliau mempunyai wacana mencalonkan diri pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Pandeglang sebagai Bakal Calon Bupati. Wacana itu bukan tanpa dasar. Selain sudah berpengalaman di pemerintahan dan mencapai puncak karir, Entus juga ternyata putra daerah Pandeglang, selain mendapat dukungan penuh para ulama di Pandeglang yang sebagian besar adalah keluarga besarnya.
Entus pun bercerita, jika dirinya mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) selama 40 tahun dan sukses mencapai puncak karir sebagai Sekda Kabupaten Serang atau jabatan ASN tertinggi yang dinilai cukup menjadi bekalnya untuk kembali mengabdi kepada masyarakat, tetapi di daerah kelahirannya di Pandeglang.
Entus lahir di Kadu Peusing, Pandeglang pada 25 Agustus 1964 dan besar di Pandeglang, mulai dari mengenyam pendidikan di SDN I Pandeglang, berlanjut di SMPN I Pandeglang, hingga SMAN I Pandeglang, hingga melanjutkan pendidikan ke Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di Bandung, Jawa Barat sampai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), diawali menjadi Staf di Pemerintah Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, sebelum akhirnya ditunjuk menjadi Ajudan Bupati era MA Sampurna sambil mengenyam pendidikan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta. Selepas lulus dari IIP, Entus kembali diminta almarhum MA Sampurna menjadi ajudan sekaligus Sekretaris Pribadi (Sekpri) yang saat itu menjabat Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Bidang Pemkesra Pemprov Jabar hingga pensiun.
Ketika Provinsi Banten terbentuk pada 4 Oktober 2000, Entus mengajukan permohonan bekerja di Kabupaten Serang pada awal Januari 2001 dan meniti karir sebagai Camat Pabuaran, lalu digeser menjadi Camat Kragilan, hingga Camat Puloampel yang dilaluinya selama tujuh tahun, sebelum dirotasi menjadi Kabag Pembangunan. Tak berselang lama, Entus dipromosikan jabatannya menjadi Asisten Daerah (Asda) 2 Pemkab Serang, lalu dirotasi menjadi Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), kemudian digeser menjadi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD), sampai akhirnya menjabat Sekda yang dijalaninya selama 5 tahun 1 bulan 17 hari atau jabatan terlama beliau selama menjadi ASN.
Kaitan dengan wacana pencalonannya Sebagai Bakal Calon Bupati Pandeglang, diakui Entus, memang ada wacana itu, didorong banyaknya tokoh di Pandeglang yang memintanya kembali ke Pandeglang, karena Entus dinilai mempunyai pengalaman di bidang pemerintahan, selain mempunyai basic pendidikan yang dianggap mumpuni.
“Insya Allah, kita bismillah aja. Mudah-mudahan dimudahkan oleh Allah. Keinginan saya ada karena adanya permintaan dari beberapa tokoh masyarakat di Pandeglang yang mendorong saya ikut di Pilkada Pandeglang. Ya kita bismillah,” ucap bapak dua anak ini.
Entus mengaku, sudah komunikasi dengan beberapa partai politik (parpol). Semoga tidak berubah, karena beberapa parpol itu cukup untuk satu tiket (mencalonkan di Pilkada Pandeglang-red),” ungkap bapak murah senyum ini.
Entus membeberkan, ada dua hal yang membuatnya terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai Bakal Calon Bupati Pandeglang selain sebagai asli putra daerah. Yakni, ingin membuktikan pada Pilkada nanti bahwa disekolahkan di APDN oleh orangtua tidak sia-sia. Entus bercerita, jika sekolah di APDN atas dorongan orangtua.
“Setelah dapat nomor testing dari orangtua. Katanya, Entus nanti ikut testing masuk APDN sambil diberikan nomor testing. Padahal, sebetulnya saya ingin daftar ke teknik, karena cita-cita ingin jadi insnyur. Tapi, desakan orangtua membuat saya ikut tes di APDN dan Alhamdulillah diterima,” ujarnya.
“Sampai saya menjabat Sekda, jabatan karir tertinggi. Jadi, suka inget, mungkin ini doa orangtua menyekolahkan ke APDN sampai puncak karir menjadi Sekda. Ini jadi pertanyaan, apakah cukup jadi Sekda apa masih ada lagi pembuktian,” sambungnya.
Hal berikutnya yang mendorongnya mencalonkan diri sebagai Bupati Pandeglang, lanjut Entus, karena kakeknya, yakni Abuya Tubagus Abdul Halim dari Kadu Peusing merupakan Bupati pertama di Pandeglang saat Indonesia Merdeka pada tahun 1945 yang membuatnya tergerak untuk mengikuti jejak Mbahnya tersebut.
“Bupati pertama itu ya Mbah saya, saya manggilnya Mbah. Sampai sekarang keinginan dari keluarga besar itu, ada yang menjadi bupati. Saya merasa terpanggil, banyak yang ingin dari keturunan Mbah jadi bupati,” terangnya.
Oleh karena itu, Entus menyatakan kesiapannya menjadi Bakal Calon Bupati Pandeglang pada Pilkada 2024 mendatang.
“Kalau tidak menyiapkan diri, saya takut dibilang enggak bisa ngikutin Abuya, enggak ada yang punya keinginan. Euweuh nu boga kahayang (gak ada yang punya keinginan). Jadi, saya akan berikhtiar. Persoalan menang kalah itu urusan Tuhan, kembali ke takdir. Yang menjadi kewajiban saya adalah berikhtiar. Mudah-mudahan Allah memberikan jalan kemudahan bagi saya,” harapnya.
Sementara Ketua MUI Provinsi Banten Hamdi Ma’ani Rusdi yang dimintai tanggapan soal Entus yang berencana mencalonkan diri sebagai Bupati Pandeglang pada Pilkada 2024 mengaku ikut mendoakan.
“Kalau Allah menghendaki, insya Allah (Entus Terpilih jadi Bupati Pandeglang-red). Ke masyarakat tentunya harus sosialisasi dulu, baru wacana, lalu nanti istikharah, kemudian bermusyawarah dengan keluarganya, dengan Allah juga harus bermusyawarah. Kalau semua itu sudah oke, bismillah. Kami tidak mau mendahului kehendak,” ujar ulama asli Menes Pandeglang ini. (Nizar)