Inspirasi

Cerita Semangat Hidup Ponco Nugroho, Si Tuna Daksa yang Multitasking dan Punya Followers Instagram 36K

BISNISBANTEN.COM – Ponco Nugroho bisa dibilang memang bukan siapa-siapa. Tetapi sedikitnya, Ponco lumayan terkenal di kalangan milenial di Kota Cilegon.

Hal ini terbukti dengan followers Instagram-nya banyak yaitu sebanyak 36 K, alias lebih dari 36 ribu followers. Angka yang cukup banyak untuk sekelas selebgram tingkat daerah bukan?

Akan tetapi, buka hanya soal itu yang menjadi fokus pembahasan kali ini.
Ada sisi lain, kisah inspiratif dari seorang Ponco Nugroho.

Advertisement

Terlahir sebagai seorang tuna daksa (disabilitas), Ponco mengaku, Tuhan memberikan titipan dan anugerah terindah melalui anggota tubuhnya yang hanya berlengan setengah di sebelah kiri. Ponco terlahir tuna daksa seperti teman disabilitas lainnya, memiliki semangat juang yang sama untuk hidup, dan memberi manfaat serta memberi aura positif yang memotivasi hidup.

Dari kecil, Ponco adalah anak yang sktif. Bahkan setiap 17 Agustusan, di malam puncak Ponco selalu memberi tampilan terbaiknya di atas panggung. Alhasil ketika SD, SMP sampai SMA, Ponco selalu dipercaya oleh guru-guru untuk menunjukkan bakat, keahlian, dan keterampilan yang dimilikinya.

Dalam organisasi serta ekstrakulikuler pun, Ponco tidak ketinggalan. Bahkan ia pernah dipercaya jadi Waketos (wakil ketua Osis) di masa SMA.

Advertisement

“Saya terjun ke semua bidang ekstrakulikuler, guna memberikan semangat untuk para murid agar bisa aktif dan bisa berprestasi melalui jalur nonakademik. Unjuk eksistensi adalah kebahagiaan tersendiri untuk bisa diakui, diterima oleh orang lain bahwa, meski saya berbeda tetapi saya bisa seperti mereka pada umumnya,” kata pemuda kelahiran Serang, 26 Maret 1997 tersebut.

Ponco selalu yakin pada diri sendiri bahwa ia mampu dan bisa menjalani apa yang bisa ia lakukan sesuai kodrat yang telah Tuhan berikan.

“Semenjak SMP kelas 3, saya sudah turun lapangan untuk mengajar dan menjadi seorang pelatih dengan basic choreography dan basic leadership, dari situ saya bisa mendapatkan upah pertama yaitu Rp100 ribu-Rp300 ribu. Entah dari mana bakat ini muncul yang pasti hingga bisa tamat SMA pun, itu berkat hobi jadi pelatih koreografi juga dancer di setiap panggilan acara atau pentas seni di setiap sekolah-universitas,” tutur alumni SMPN 6 Cilegon dan SMA Al-Ishlah Cilegon ini.

Ponco bisa memenuhi kebutuhan hidup, pendidikan serta berbagi dengan orang-orang di sekitarnya dari hobi yang menghasilkan yang ia jalani.

“Alhamdulillah banyak orang-orang percaya akan semua kemampuan dan bakat yang saya miliki. Bahkan saya sempat mendirikan komunitas positif yaitu dance community yang saya beri nama Flashmob Dangerous Evolution Dance (FM DED) yang alhamdulillah termasuk 10 komunitas Cilegon yang diakui Pemerintah Kota Cilegon saat itu,” ungkap Ponco.

Meskipun ada saja yang menilai miring karena profesi atau hobi yang Ponco jalani, tetapi ia bersyukur, dari hobonya bisa keliling kota, diundang ke berbagai acara, untuk menjadi seorang yang entertain, hingga bisa menafkahi dan menyekolahi dirinya sendiri.

Ia pun bangga pernah mewakili Cilegon dalam setiap acara lomba dan juga festival, sampai pernah mewakili lomba dance di salah satu acara stasiun tv ternama, yang membuat geger satu kota saat itu.

“Lulus SMA saya mencoba untuk merantau dan mencoba hal baru, hingga bisa bekerja di salah satu resto dan caffe cukup ternama. Berselang setahun, karena orangtua single parent, saya memutuskan berhenti dan saya kembali freelance menjadi coach choreographer dan dancer, sampai akhirnya awal Januari 2020 ibu tercinta wafat. Ini adalah hal yang terasa berat bagi saya kehilangan satu-satunya kunci kebahagian hidup saya, hingga saya coba untuk mencari kesibukan dan pekerjaan yang sesuai dengan diri ini,” lirih Ponco.

Suatu hari, Ponco berusaha menemukan iklan loker khusus disabilitas di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Tanpa pikir panjang, Ponco langsung mendatangi kantor cabang terdekat, hingga akhirnya diterima perusahaan tersebut sampai saat ini.

“Untuk sampai sejauh ini, mempunyai pengikut banyak bukanlah hal yang menyenangkan, ada pro dan kontra, suka dan tidak, dinilai baik ataupun sebaliknya, semua banyak proses, ujian dan rintangan. Mungkin pengikut instagramku tahu betul keluh kesah cerita yan mungkin pernah kutulis dalam postingan dan storyku,” ucap Ponco.

Ponco bersyukur masih ada yang setia menjadi followersnya di Instagram. Ia mengungkapkan, dulu followersnya sempat dan hampir 40k. Hingga akhirnya lambat laun turun karena bullying yang selalu ia dapat dari netizen +62.

“Sampai aku memutuskan untuk vakum empat kali dari sosmed dan menutup akun, sampai-sampai aku meminta untuk para pengikutku tidak mengikutiku lagi, padahal saat itu lagi banyaknya job endorse. Kebetulan saat itu memang aku open endorse karena melihat insight viewers story dan likers yang menunjang,” ungkapnya.

Ponco mengaku, penghasilan endorse yang ia dapat saat itu, sebulan mampu meraup kocek Rp1-3 juta. Ditambah dari profesi freelance bisa mencapai Rp3-4 juta sebulan.

Dirinya berpesan untuk anak-anak milenial khususnya di Kota Cilegon, agar jadi diri sendiri, tanpa harus mengikuti karakter orang lain. Menciptakan karakter diri masing-masing, jangan pernah merendahkan orang lain, jangan pernah menghakimi siapapun, dan jangan pernah menilai seseorang miring dari segala profesi.

“Hargailah siapapun, hormati siapapun, bagaimanapun perbuatan yang baik akan dibalas baik kembali, pun sebaliknya. Tetap rendah hati, mengulurkan tangan pada siapapun yg meminta bantuanmu, tetap jadi orang baik dan tulus, ikhlas dalam melakukan segala hal apapun,” tukas Ponco.(Haris/Hilal)

Advertisement
bisnisbanten.com