BISNISBANTEN.COM – Berendam air panas menjadi hal menyenangkan. Apalagi saat musim hujan, cuaca dingin, atau sedang melakukan terapi penyakit.
Di Cipanas, Lebak, Banten ada pemandian air panas alami yakni Tirta Lebak Buana. Pemandian ini sangat mudah dijangkau karena berada tepat di pinggir Jalan Raya Rangkasbitung-Bogor. Lokasinya, jika dari arah Serang atau Lebak, sekitar 100 meter dari Pasar Gajrug. Jika dari Kota Rangkasbitung, ibukota Kabupaten Lebak, sekitar 40 kilometer, dan lurus saja maka Cipanas akan berada di tepi Jalan Raya Cipanas.
Tempat ini cukup populer dan ramai didatangi wisatawan pada hari biasa maupun hari libur. Sebelum pandemi, saat H+2 lebaran jumlah pengunjung mencapai 800 orang. Pengunjung bukan hanya dari Cipanas namun dari Tangerang, Pandeglang, Bogor, Jakarta, dan daerah lain.
Kolam pemandian air panas ini lebih dikenal pemandian Cipanas, karena lokasinya berada di Kecamatan Cipanas. Namun sejak dikelola Pemkab Lebak pemandian air panas ini memiliki nama Tirta Lebak Buana. Pemandian air panas ini tidak hanya dijadikan tempat wisata, melainkan sebagai tempat terapi kesehatan.
Air panas di sini berasal dari batu kancah, begitulah masyarakat menamakannya. Ini karena di setiap pinggir batu tersebut keluar sumber air panas dengan suhu antara 45 derajat dan 80 derajat celsius.
Air panas dialirkan dari sumber ke kolam dan kamar mandi. Di sini ada tiga kolam rendam. Bagi yang ingin privasi, ada khusus bilik atau kamar yang bisa disewa.
Tirta Lebak Buana (TLB) menjadi lokasi wisata keluarga karena bisa dinikmati segala usia. Mulai dari anak-anak dewasa bisa berendam di kolam yang tersedia untuk merasakan sensasi air panas alami ini.
Berendam di Cipanas sangat menyenangkan karena kondisi cuaca sekitar di area pegunungan yang lumayan sejuk udaranya. Berendam di sini membuat tubuh segar dan sehat dari penyakit kulit.
Jangan khawatir, fasilitas di sini memadai kok. Ada kamar bilas dan ganti. Ada juga kedai makan dan warung. Lahan parkir di sini cukup luas, bisa menampung sampai 500 motor dan 25 mobil. Jadi, tunggu apalagi? (Hilal)
