Ari Lasso Geram Sebut WAMI Bayarkan Royalti Hanya Rp700 Ribu, Transfer ke Nama Lain

BISNISBANTEN.COM — Musisi senior Ari Lasso baru-baru ini menyuarakan kekecewaannya terkait masalah royalti yang diterimanya. Melalui akun Instagram pribadinya, Ari membagikan fakta mengejutkan bahwa ia hanya mendapat royalti sekitar Rp765 ribu, padahal lagu-lagunya telah diputar jutaan kali.
“Saya bingung membaca dari sekian puluh juta yang menetes hanya 700an ribu. Saya telepon sahabt saya Mas Meidy Aquarius yang sempat di WAMI, dia pun juga bingung, dan menjawab gue udah gak di WAMI,” tulisnya seperti dikutip dari unggahan Instagram Ari Lasso. Masalah semakin pelik ketika Ari mengungkap adanya kesalahan transfer yang dilakukan pihak pengelola royalti, yakni WAMI (Wahana Musik Indonesia).
“Kekonyolan yang PALING HEBAT ADALAH ANDA TRANSFER KE Rekening ‘Mutholah Rizal.’ Terus hitungan laporan Ari Lasso itu punya saya atau punya Pak Mutholah Rizal. Atau itungan itu punya saya tapi WAMI salah transfer ke Mutholah Rizal,” tanya Ari Lasso. Ia memperlihatkan bukti transfer ke rekening dengan nama orang lain, bukan dirinya. Hal ini tentu menambah rasa kecewa sang penyanyi legendaris.
Menurut Ari, kesalahan ini bukan hanya soal nominal uang, melainkan juga bentuk ketidakadilan terhadap para musisi yang menggantungkan hidup dari karya mereka. Jika musisi sekelas dirinya bisa mengalami hal ini, ia khawatir musisi lain yang belum terlalu populer bisa lebih dirugikan.
Kasus ini langsung mendapat sorotan luas dari publik. Banyak netizen memberikan dukungan kepada Ari Lasso dan menilai bahwa sistem pembagian royalti di Indonesia masih jauh dari kata transparan. Mereka berharap kasus ini bisa menjadi momentum perbaikan sistem musik Tanah Air. Di sisi lain, beberapa pihak menilai kejadian ini perlu dijadikan evaluasi besar bagi lembaga pengelola royalti.
Transparansi, akurasi data, dan sistem pembayaran harus diperbaiki agar tidak merugikan musisi yang sudah bekerja keras menciptakan karya. “Sebuah Lembaga dgn manajemen yg (maaf) SANGAT BURUK yg sangat berpotensi merugikan. Yang pasti merugikan banyak musisi anggota anda. Banyak ‘permainan’ atau kecerobohan yang cukup LAYAK rasanya UNTUK DIPERIKSA LEMBAGA NEGARA dalam hal ini mungkin BPK, KPK, ato BARESKRIM. Bukan untuk menghukum tapi menjadikan WAMI sebgai sebuah lembaga yang kredibel,” lanjutnya.
Ari sendiri menegaskan bahwa ia akan terus bersuara untuk memperjuangkan haknya. Bagi Ari, ini bukan sekadar soal uang, tetapi juga penghargaan terhadap karya seni yang telah ia persembahkan selama puluhan tahun. Kasus ini diharapkan bisa membuka mata banyak pihak bahwa musik bukan hanya hiburan, tetapi juga mata pencaharian. Musisi berhak mendapatkan apresiasi yang layak, termasuk dalam bentuk royalti yang adil dan sesuai.
(Sarah)