BISNISBANTEN.COM – Film A Man Called Ahok yang tayang secara serentak diseluruh bioskop sejak 8 November lalu, telah menyedot perhatian masyarakat, seperti para netizen.
Film yang disutradai oleh Putrama Tuta ini menceritakan kehidupan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Belitung Timur. Ahok merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Dalam film tersebut bukan hanya menceritakan tentang Ahok, melainkan menceritakan kehidupan Ayahnya, bernama Kim Nam.
Sejumlah netizen diberbagai daerah menuturkan komentarnya usai menonton film A Man Called Ahok ini, seperti yang dikatakan oleh @ghrwn dalam kolom komentar instagram @amancalledahok mengatakan, dirinya sangat terbawa film tersebut karena bernuansa tahun 70-an.
“Benar-benar penggambaran suasananya 70 80-an, propertinya menunjang banget, mulai dari kemeja, kalender bercorak 70 80-an. Coba jam tangan bapaknya Ahok dibuat tahun 70-an biar lebih mantap lagi. Tapi secara menyeluruh, film ini bermoral sangat bagus,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, salah satu netizen mengungkapkan rasa sedihnya usai menonton film tersebut, pasalnya merasa tercengang oleh kisah Ahok yang hebat karena Ayahnya pun hebat.
“Udah nonton sedih banget, Ahok hebat karena ayahnya yang hebat juga. Cuma durasinya kurang panjang,” tulis @eriya_boicemyday dikolom komentar instagram @amancalledahok.
Sementara itu, pemeran utama dalam film tersebut diperankan oleh Daniel Mananta secara baik. Daniel mengucapkan terima kasih kepada para penonton yang sudah antusias membeli tiket sebelum film ditayangkan. Ia pun mengucapkan terima kasih terkhusus untuk bapak @basuktibtp karena cerita hidup dan keberaniannya untuk mengungkap kebenaran, film tersebut tidak akan ada.
“Gw bersyukur banget bisa mendapatkan peran ini. Jujur gw adalah actor pendatang baru dengan banyak sekali ‘insecurity’, tapi di film ini, produser dan khusunya sutradara @putramatuta dengan leadership dan kebijakan membimbing gw dalam peran di film ini, membuat gw selalu semangat untuk mentantang diri gw sendiri,” ujar @vjdaniel dalam feed instagram miliknya. (SYF)
Penulis : Syifa Fauziyah
Editor : Nurzahra Amalia
