BISNISBANTEN.COM – Pendidikan di Indonesia terselenggara secara terstruktur dan tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) yang dulu dikenal dengan nama Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, yakni enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Di Indonesia, tingkat putus sekolah menjadi masalah yang berdampak luas dan menjadi perhatian serius. Menurut data Kemendikbud RI, angka putus sekolah terus menunjukkan tren mengkhawatirkan. Pada 2022, yang tidak bisa melanjutkan pendidikan SD hingga SMA mencapai sekira 2,5 juta orang. Tingginya angka putus sekolah di Indonesia tersebut cukup memprihatinkan. Kondisi itu bukan sekadar statistik, melainkan juga cerminan dari ketimpangan akses terhadap pendidikan di berbagai wilayah, serta tantangan ekonomi dan sosial yang dihadapi banyak keluarga.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan tingginya angka putus sekolah di Indonesia, meliputi :
1. Faktor Ekonomi
Banyak keluarga yang tidak mampu secara finansial untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.
2. Faktor Aksesibilitas
Masih ada daerah-daerah terpencil di Indonesia yang sulit dijangkau, sehingga akses terhadap pendidikan menjadi terbatas.
3. Faktor Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan yang bervariasi di berbagai daerah, terutama di daerah pedalaman mempengaruhi minat dan motivasi belajar siswa.
4. Faktor Sosial dan Budaya
Beberapa kelompok masyarakat masih memiliki pandangan bahwa pendidikan formal tidak penting atau relevan untuk masa depan anak-anak mereka.
Tingginya angka putus sekolah berdampak terhadap kemiskinan, pengangguran, serta kurangnya kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut, seperti program beasiswa, peningkatan kualitas sekolah di daerah terpencil, serta pendekatan yang lebih inklusif untuk memastikan semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang layak.
Secara pribadi, saya percaya bahwa pendidikan merupakan kunci untuk mengubah kehidupan seseorang dan membangun masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, penanganan masalah putus sekolah harus menjadi prioritas nasional. Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, sekolah, masyarakat, hingga sektor swasta untuk:
● Meningkatkan Akses dan Kualitas
Pendidikan memastikan bahwa semua anak memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas tanpa terhalang faktor ekonomi atau geografis.
● Program Dukungan Finansial
Memberikan bantuan finansial atau beasiswa kepada keluarga yang kurang mampu agar anak-anak mereka dapat tetap bersekolah.
● Penguatan Infrastruktur Pendidikan
Memperbaiki dan memperluas infrastruktur pendidikan di daerah-daerah terpencil untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan.
● Pendidikan Inklusif
Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus atau dari latar belakang sosial yang rentan.
● Kampanye Pendidikan Masyarakat
Mengedukasi masyarakat akan pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan masa depan anak-anak.
Selain itu, perlu juga peran aktif dari seluruh komponen masyarakat untuk mengubah paradigma bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan bagi individu dan bangsa. Dengan kerjasama dan komitmen bersama, saya yakin masalah tingginya angka putus sekolah di Indonesia bisa diatasi dan memberikan harapan baru bagi generasi mendatang.
Penulis : M Jodi Sopyan
Mahasiswa Fakultas Hukum Unpam
Editor : Nizar Solihin