BISNISBANTEN.COM — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah hingga mendekati Rp 17.000 per dolar, dan kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai sektor.
Tidak hanya berdampak pada dunia usaha, pelemahan rupiah juga langsung terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Salah satu dampak paling nyata adalah naiknya harga barang impor, seperti produk elektronik, pangan, hingga kosmetik luar negeri.
Ketergantungan Indonesia terhadap barang impor membuat nilai tukar yang tinggi ikut mendorong inflasi. Akibatnya, daya beli masyarakat bisa menurun karena harga kebutuhan sehari-hari ikut naik.
Tak hanya itu, dunia usaha dan industri yang mengandalkan bahan baku dari luar negeri juga terpukul. Biaya produksi membengkak, sementara daya beli pasar belum tentu mampu mengimbangi.
Selain itu, jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk menjaga kestabilan rupiah, pinjaman atau kredit juga bisa ikut mahal, menambah beban masyarakat dan pelaku usaha. (Sarah)
