Banten24

Turunnya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Serang Jadi Role Model

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG

BISNISBANTEN.COM – Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang di bawah kendali dr Rahmat Fitriadi sebagai kepala dinas terus berupaya menekan kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dinilai masih tinggi di Kabupaten Serang. Hasilnya, AKI dan AKB menunjukkan tren penurunan yang sangat drastis setiap tahunnya.

Keberhasilan penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Serang itu pun telah menjadikannya sebagai role model nasional dalam kegiatan Perencanaan dan Penganggaran Terintegrasi Program Kesehatan Reproduksi.

Disebutkan dr Rahmat Fitriyadi, kasus AKI dan AKB setiap tahunnya terus mengalami penurunan yang cukup signifikan sejak 2022 lalu.

Advertisement

“Angka kematian ibu ini turunnya luar biasa. Dari 2022 AKI ada 54 kasus, kemudian 2023 turun menjadi 34. Saat ini per bulan Oktober ada 21 kasus ibu meninggal. Semoga tidak bertambah lagi di dua bulan ke depan,” harapnya.

Sementara untuk AKB, sambung dr Fitri, juga mengalami penurunan yang sangat signifikan, dimana pada 2023 lalu hampir 200 angka kematian bayi, sementara pada 2024 ini ada 106 kasus kematian bayi. Ia berharap pada dua bulan terakhir tidak bertambah, baik AKI maupun AKB.

“Makanya, Kabupaten Serang ini menjadi role model untuk kegiatan PPT Kespro se-Indonesia,”ungkapnya.

Advertisement

Menurut dr Rahmat, peran dari Kader Posyandu sangat vital untuk menurunkan AKI dan AKB, sekaligus untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Untuk itu, dr Rahmat menilai, kegiatan-kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas Kader Posyandu sangat penting dilakukan agar dapat menekan kasus.

“Peran Posyandu sangat baik, karena menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Ada kesehatan, ada pendidikan, ada lingkungan, ada sosial, ada ekonomi,” tuturnya.

Dengan adanya Permendagri Nomor 13 tahun 2024, disebutkan dr Rahmat, Posyandu menjadi tempat pemberdayaan masyarakat di tingkat desa yang memfasilitasi semua kebutuhan layanan dasar. Atas dasar itu, kata dr Rahmat, pihaknya harus lebih memperhatikan kesejahteraan Kader Posyandu lantaran insentif bagi mereka belum maksimal. Hal itu, menurut dr Rahmat, harus menjadi perhatian dari lintas sektor, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, bahkan desa.

“Menuju Indonesia emas butuh generasi yang sehat dan cerdas, dimulai dari kolaborasi yang baik antar masyarakat dan Kader Posyandu, sehingga tercipta generasi yang sehat yang siap menjadi penerus bangsa,” pesannya. (Advertorial)

Advertisement
bisnisbanten.com