Ekonomi

Triwulan I 2025, Sektor Pertanian Pangan Banten Catat Kenaikan Produksi Signifikan

BISNISBANTEN.COM — Kabar gembira datang dari sektor pertanian pangan Provinsi Banten. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten, Ameriza M Moesa, menyampaikan dalam taklimat media pada Kamis (8/5/2025) bahwa produksi pertanian pangan di Banten pada triwulan pertama (Q1) tahun 2025 menunjukkan peningkatan yang positif.

Kondisi cuaca yang mendukung menjadi salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan ini.

“Data dari Dinas Pertanian Provinsi Banten menunjukkan lonjakan produksi beras yang sangat signifikan. Pada Q1 2025, produksi beras tercatat mencapai 340 ribu ton, meningkat sebesar 240 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 100 ribu ton,” ungkap Ameriza.

Advertisement

“Peningkatan ini terjadi seiring dengan membaiknya kondisi cuaca pasca fenomena El Nino yang melanda pada 2023 hingga pertengahan 2024. Kekeringan akibat El Nino sebelumnya menyebabkan produktivitas tanaman pangan, terutama padi, mengalami puso,” imbuhnya.

Ameriza menjelaskan bahwa peningkatan produksi sektor pertanian pangan di Banten pada Q1 2025 disebabkan oleh meningkatnya luas tanam dan luas panen. Kondisi cuaca yang lebih bersahabat setelah berakhirnya El Nino pada Q1 2024 menjadi pendorong utama peningkatan ini.

“Dengan peningkatan target Luas Tambah Tanam (LTT) juga mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian di berbagai daerah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ameriza menyoroti program dan sinergi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam memperkuat ketahanan pangan dan mencapai target swasembada pangan.

Advertisement

“Berbagai inisiatif seperti pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan), rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur irigasi, serta penyediaan benih/bibit unggul dan bibit padi gogo turut berkontribusi positif,” ujarnya.

Kondisi musim kemarau di Banten pada tahun 2025 secara umum berada dalam kategori normal, yang berpotensi terus meningkatkan produktivitas pertanian, terutama di Q1. “Meskipun demikian, potensi puncak kemarau yang diperkirakan terjadi pada Juli-Agustus tetap menjadi perhatian, dan perlu diwaspadai,” terang Ameriza.

Ameriza juga menggarisbawahi keberhasilan program pemerintah pusat dalam mendorong produktivitas pertanian melalui berbagai upaya, termasuk bantuan benih/bibit unggul, alat produksi pertanian, penerapan digitalisasi, percepatan urban farming, hingga program gerakan menanam dan panen padi serentak untuk mendukung swasembada pangan.

“Provinsi Banten menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam pengembangan dan optimalisasi lahan pertanian, dengan realisasi Luas Tambah Tanam (LTT) mencapai 99,72 persen dari target 40.735 hektare. Capaian ini menjadikan Banten sebagai provinsi dengan realisasi LTT tertinggi dari 10 provinsi klaster 2 di Indonesia,” sambungnya.

Menurutnya selain program pemerintah pusat, beberapa program di daerah juga disinergikan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian, antara lain:

* Program GERINA (Gerakan Indonesia Menanam): Gerakan Tanam dan Panen Raya Padi Serentak Presiden RI yang telah dilaksanakan di 14 provinsi pada April 2025. Program ini memperkenalkan teknik penanaman inovatif seperti Si Opung (Solusi Olah Padi Terapung) yang memanfaatkan kolam air tidak mengalir dengan biaya terjangkau, dan Si Cepot (Solusi Cepat Panen Via Pot) untuk menanam bahan pangan di media pot.

* Percepatan Pertanian Urban Farming: Pemanfaatan lahan terbatas di perkotaan untuk menanam bahan pangan, serta pemanfaatan padi gogo yang tahan kekeringan dengan masa tanam lebih pendek.

* Bantuan Benih/Bibit Unggul: Program bantuan benih padi kaya gizi (2000 Ha) dan Demplot Padi Khusus (12 Ha) oleh Pemerintah Provinsi Banten. Selain itu, akan diterapkan Denfarm Intensifikasi Padi Sawah (300 Ha) sebagai demonstration farm untuk memperkenalkan teknik dan inovasi pertanian terbaru kepada petani.

* Program Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT): Provinsi Banten berhasil merealisasikan 40.735,00 hektare atau 99,72 persen dari target LTT hingga 30 April 2025, melampaui capaian nasional. Realisasi padi gogo juga mencapai 60 hektare dari target 133 hektare.

* Program Rehabilitasi dan Peningkatan Infrastruktur Irigasi: Upaya untuk meningkatkan kondisi infrastruktur irigasi hingga mencapai Indeks Kinerja Jaringan Irigasi di atas 80 lersen.

* Peningkatan Produktivitas dengan Mekanisasi: Pemberian dukungan alat mesin pertanian (Alsintan) seperti traktor, rotavator, rice transplanter, drone, dan combine harvester kepada petani.

* Digitalisasi Sektor Pertanian: Penggunaan drone sprayer dan paper packaging maker untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah produk pertanian.

Dengan sinergi program dari pemerintah pusat dan daerah, serta didukung oleh kondisi cuaca yang membaik, diharapkan sektor pertanian pangan di Provinsi Banten dapat terus menunjukkan tren positif dan berkontribusi signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.

“Namun, kewaspadaan terhadap potensi puncak kemarau pada periode Juli-Agustus tetap diperlukan untuk menjaga keberlanjutan produksi pertanian di masa mendatang,” pungkas Ameriza.

Advertisement

Susi Kurniawati

Wartawan bisnisbanten.com
bisnisbanten.com