Tingkatkan Keselamatan, Schneider Electric Bekerja Sama dengan AKLI
BISNISBANTEN.COM — Schneider Electric™, pemimpin global dalam transformasi digital untuk pengelolaan energi dan otomasi, kembali menegaskan komitmennya terhadap keselamatan ketenagalistrikan di Indonesia dengan menjalin kerja sama dengan Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) yang diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dalam acara Schneider Electric National Partner Meeting pada awal tahun 2025 di Jakarta yang dihadiri dan disaksikan juga oleh Perwakilan dari Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota AKLI dalam bidang ketenagalistrikan serta mendukung dan mempromosikan program-program ketenagalistrikan dan keselamatan ketenagalistrikan di Indonesia, khususnya terkait penggunaan Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) yang meliputi Residual Current Circuit Breaker (RCCB) dan Residual Current Circuit Breaker with Overcurrent Protection (RCBO) sesuai Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 dan diwajibkan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2021. Sebagai bagian dari kemitraan ini, Schneider Electric dan AKLI akan menyelenggarakan pelatihan dan workshop instalasi GPAS untuk para kontraktor listrik.
GPAS berfungsi untuk mendeteksi arus listrik yang tidak seimbang, yang bisa terjadi ketika ada kebocoran arus, sehingga secara otomatis memutuskan aliran listrik sebelum menyebabkan bahaya. Dengan memasang GPAS, potensi kecelakaan fatal seperti kebakaran dan sengatan listrik dapat diminimalisir, menjadikannya alat penting dalam meningkatkan keselamatan ketenagalistrikan.
Selain itu, kerja sama ini juga mencakup pelatihan teknis bagi para teknisi listrik dengan kecakapan dasar seperti instalasi listrik dan keamanan kelistrikan, serta pemecahan permasalahan listrik. Kecakapan ini dinilai dibutuhkan oleh para anggota AKLI untuk lebih memahami prosedur keselamatan saat bekerja dengan listrik dan memanfaatkan teknologi efisien guna mendukung praktik kelistrikan yang lebih aman dan berkelanjutan.
Martin Setiawan, Cluster President Indonesia & Timor Leste, Schneider Electric, mengatakan, “Keselamatan dan keamanan kelistrikan adalah prioritas utama kami di Schneider Electric. Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan bahwa para profesional memiliki akses terhadap pelatihan dan teknologi terkini untuk mendukung praktik kelistrikan yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan. Adopsi GPAS menjadi langkah penting dalam meningkatkan keselamatan dan keamanan instalasi listrik, baik di lingkungan residensial maupun komersial. Kami percaya bahwa kolaborasi dengan AKLI serta dukungan pemerintah akan menciptakan ekosistem kelistrikan yang lebih aman dan andal untuk masyarakat Indonesia.”
Puji Muhardi, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat AKLI, menambahkan, “Kemitraan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kompetensi teknis Kontraktor Listrik di Indonesia dan kepatuhan keselamatan Instalasi Listrik, serta AKLI berkomitmen untuk terus mendukung inisiatif yang tidak hanya meningkatkan standar keselamatan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Kami yakin bahwa dengan dukungan Schneider Electric dan pemerintah, kami dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung keberlanjutan sektor ketenagalistrikan di Indonesia.”
Kedepannya, kedua belah pihak akan terus berkomitmen untuk memperkuat ekosistem kelistrikan Indonesia dengan mengedepankan keselamatan, mendukung regulasi pemerintah, serta menciptakan masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Ir. Hanat Hamidi, M.Si, Koordinator Standarisasi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan, “Produk ber-SNI merupakan salah satu pilar utama keselamatan ketenagalistrikan untuk menciptakan infrastruktur ketenagalistrikan yang aman, andal, dan ramah lingkungan.
Pemerintah terus memperkuat regulasi dan memperluas sosialisasi penerapan ketenagalistrikan, antara lain penggunaan peralatan proteksi seperti GPAS sebagai bagian dari komitmen untuk menurunkan risiko sengatan listrik dan kebakaran akibat listrik.
Dengan lebih dari 60-70% kasus kebakaran di DKI Jakarta disebabkan oleh masalah kelistrikan[1], kolaborasi ini hadir sebagai upaya strategis untuk meningkatkan keselamatan kelistrikan. Upaya ini pun selaras dengan rencana pemerintah yang telah melakukan pengukuran arus sponsor di 80 lokasi, termasuk 30 pasar dan 47 fasilitas publik serta kantor pemerintah, untuk memperkuat regulasi dan sosialisasi GPAS di seluruh Indonesia.
“Kami mengapresiasi langkah Schneider Electric dalam mendukung program Pemerintah, khususnya melalui inisiatif untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan keselamatan ketenagalistrikan di berbagai sub sektor. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk memastikan perlindungan terhadap instalasi tenaga listrik, manusia, dan lingkungan, sekaligus mendorong terciptanya masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan,” tutup Hanat.