Perbankan

Tahun 2024, Bank Banten Cetak Laba Rp39,33 Miliar

BISNISBANTEN.COM Bank Banten menunjukkan tren kinerja yang positif dengan mencatatkan peningkatan keuntungan signifikan dalam dua tahun terakhir.

Direktur Operasional dan Transformasi Bank Banten, Rodi Judo Dahono, mengungkapkan bahwa laba perseroan tumbuh dari Rp26,59 miliar pada akhir tahun 2023 menjadi Rp39,33 miliar pada akhir tahun 2024.

Hal ini disampaikan dalam acara Publik Ekpose tahun 2025 PT Pembangunan Daerah Banten (Perseroda) Tbk di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, pada Kamis (10/04/2025).

Advertisement

Rodi menjelaskan bahwa perubahan susunan direksi dan komisaris pada tahun 2023 menjadi momentum penting dalam upaya pembenahan internal Bank Banten.

“Meskipun belum terlalu besar, keuntungan ini membangkitkan harapan bahwa Bank Banten, jika dikelola dengan baik, akan memberikan profit,” ujarnya.

Meskipun aset Bank Banten sempat mengalami peningkatan hingga tahun 2021, terjadi penurunan pada tahun 2020 akibat masuknya bank ke dalam pengawasan khusus. Namun, Rodi menegaskan bahwa strategi utama Bank Banten saat ini tidak lagi berfokus pada besaran total aset, melainkan pada peningkatan pendapatan bersih.

“Salah satu strategi kami adalah dengan mengurangi aset-aset yang berbiaya tinggi dan menurunkan konsentrasi Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan bunga tinggi. Yang penting bagi kami saat ini adalah untung dulu, tidak usah melihat dari sisi besaran aset,” jelasnya.

Advertisement

Dari sisi DPK, Bank Banten pernah mencapai puncaknya pada tahun 2018 sebesar Rp6,657 miliar, namun kemudian menurun menjadi Rp4,6 miliar pada tahun 2021.

Penurunan ini merupakan bagian dari strategi bank untuk menjaga likuiditas dan mengurangi ketergantungan pada dana-dana dengan bunga mahal.

“Alhamdulillah di tahun 2024, strategi penurunan ini sudah mulai menunjukkan hasil yang positif, di mana ketergantungan pada bunga-bunga tinggi mulai menurun. Hal ini tercermin pada pertumbuhan pendapatan bunga bersih Bank Banten,” kata Rodi.

Lebih lanjut, Rodi menyoroti perubahan fokus dalam penyaluran kredit. Setelah mencapai titik tertinggi pada tahun 2019 sebesar Rp5,3 miliar, Bank Banten kini lebih selektif dalam memberikan pinjaman.

“Sejak tahun 2023, bank hanya fokus pada kredit dengan risiko rendah, terutama kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), Karena peronnya di kami, sehingga tanpa agunan pun lebih save,” sambungnya.

Untuk kredit produktif, Bank Banten memprioritaskan kontraktor yang sumber pendanaan proyeknya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik provinsi maupun kabupaten/kota, karena dinilai lebih aman.

Sementara itu, kerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk penyaluran kredit UMKM dievaluasi kembali karena margin yang dianggap terlalu tipis.

“Kami tidak lagi mau terjebak seperti tahun-tahun sebelumnya yang memperkuat dari sisi komersial namun pada akhirnya permasalahan terbesar ada di situ. Pertumbuhan kredit kami untuk tahun 2023-2024 fokus pada ASN, kontraktor dengan sumber dana APBD, dan UMKM dengan skema kerjasama yang lebih menguntungkan,” tegas Rodi.

Dengan strategi yang berfokus pada efisiensi, peningkatan pendapatan bersih, dan penyaluran kredit yang lebih terukur, Bank Banten optimis akan terus tumbuh dan menguat dari berbagai sisi, termasuk total aset, kredit, Dana Pihak Ketiga, dan profitabilitas di masa mendatang. (siska)

Advertisement
bisnisbanten.com