Sekolah Rakyat Terintegrasi Kota Serang Siap Tampung 100 Siswa dengan Sistem Asrama

BISNISBANTEN.COM – Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) Kota Serang siap menerima 100 siswa baru dengan sistem asrama penuh. Program ini berfokus pada pendidikan karakter yang kuat di samping kurikulum formal.
Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT), Ria Seprianika, menjelaskan bahwa sekolah ini menyediakan 19 kamar asrama yang mampu menampung enam siswa per kamar, sehingga totalnya bisa menampung 114 siswa.
Setiap kamar dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti tempat tidur, meja belajar, dan lemari pribadi.
“Pembagian kamar dilakukan berdasarkan tingkat usia untuk memudahkan adaptasi anak-anak,” ujar Ria, Senin (22/09/25).
“Satu wali asuh akan mendampingi 10 siswa, dan tentu saja kamar laki-laki dan perempuan dipisahkan,” imbuhnya.
Untuk mendukung kegiatan belajar, SRT didukung oleh 12 guru dan 10 wali asuh yang juga tinggal di lingkungan sekolah. “Nanti kita ada 12 guru dan 10 wali asuh,” ungkap Ria.
Menurut Ria, kurikulum yang diterapkan di SRT ini menggunakan sistem multi entry, di mana siswa ditempatkan sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka berdasarkan hasil tes dari kementerian.
“Sama seperti sekolah negeri, namun penempatannya disesuaikan dengan bakat anak. Ada tes bakat dari kementerian untuk menentukan apakah anak ini layak masuk kelas 2 atau 3, tergantung dari latar belakang pendidikannya,” jelasnya.
Ria juga menjelaskan perbedaan utama SRT dengan sekolah umum adalah konsep boarding atau berasrama. Pendidikan karakter menjadi prioritas, dengan siswa diwajibkan mengikuti program Serang Mengaji sebagai bagian dari identitas pendidikan berbasis keislaman.
“Kegiatan mengaji Al-Qur’an masuk ke dalam intrakurikuler dan ekstrakurikuler, sejalan dengan pendidikan karakter,” tambahnya.
Sekolah ini juga memiliki jadwal terstruktur untuk kunjungan orang tua. Kunjungan dijadwalkan dua minggu sekali, sementara siswa hanya diperbolehkan pulang saat libur panjang seperti Idulfitri atau libur semester.
“Anak-anak tidak pulang setiap akhir pekan, melainkan orang tua yang datang berkunjung. Ini seperti layaknya pondok pesantren, di mana pulang hanya saat libur besar,” kata Ria.
Melalui pola pendidikan ini, SRT berharap dapat mencetak siswa yang tidak hanya berprestasi akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat. “Harapan kami, anak-anak di sini tumbuh dengan disiplin, mandiri, dan berakhlak, karena pendidikan karakter menjadi fondasi utama,” pungkasnya. (Siska)