Saiki, Rumah Makan yang Melegenda dan Sekarang Tinggal Bangunannya Saja
BISNISBANTEN.COM — Bila melewati Jalan Tubagus Buang, Pasar Lama, Kota Serang, Anda pasti akan menemukan rumah makan ini. Saiki. Ya, rumah makan dalam bahasa Jawa Serang berarti sekarang alias kekinian ini pernah mencapai kejayaannya beberapa tahu lalu.
Di tengah era restoran cepat saja yang bisa ditemui di mana-mana dan segala macam rumah makan penyedia makanan Korea, Jepang, Yaman, dan sebagainya, Rumah Makan Saiki saat ini hanya tinggal bangunan.
Tidak lagi ada aneka menu menggoda selera di sini. Tidak lagi tercium aroma masakan pengundang nafsu makan. Bangunan satu lantai dengan tembok bercat putih dan pintu dan jendela kayu bercat biru tua di Jl. Tubagus Buang No. 49, RT. 010/RW. 03, Kotabaru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten ini hanya menjadi saksi bisu orang-orang yang melintas di depannya.
Padahal sebelumnya, rumah makan ini pernah hits di Kota Serang pada zamannya. Muhamad Arif Kirdiat melalui akun Facebooknya menulis, beberapa bos Jepang menjadikan reataurant ini sebagai tempat dinner saat mereka tugas di Cilegon saat pertengahan 90-an.
“Sebabnya jika habis makan, nanti mereka belanja kebutuhan sehari-hari di Serang Plaza, yang sekarang sudah tidak ada. Pas di gang sebelah ada Toko Binangkit sebagai pusat oleh-oleh yang dikelola oleh orang tua Nia Afriani. Beberapa bos Jepang saya seriap akan pulang ke Jepang selalu cari oleh-oleh suling dan angklung kecil,” tulis praktisi tour and travel dan penggerak komunitas relawan yang membangun jembatan hingga ke berbagai pelosok ini di akunnya.
Menurut Arif, dunia berputar dan kita menjadi saksi akan perjalanan kota ini. Mungkin kalau mau reinkarnasi, rumah makan ini bisa jadi kedai kopi seperti di Makassar, Medan atau Banda Aceh.
“Suasananya sudah dapat karena berada di salah satu pojok Pecinan dan aura tempat nongkrongnya sudah pas,” tulis Arif lagi.
Kenangan tentang Rumah Makan Saiki juga dituliskan penyair kawakan yang berdomisili di Kota Serang, Toto st Radik. Dalam akun Facebooknya, sastrawan nasional ini menuliskan ini.
“Sabtu, 12.12.2020, pukul 06.00 saya bergegas dari Merkurius menuju Bumi. Maksud hati hendak “ka leuweung” (ke hutan), tapi justru tersesat ke masa lalu. Saya berjalan di depan Rumah Makan Saiki (saiki adalah bahasa Jawa Serang yang berarti Sekarang) lalu terperangkap di dalam boks telepon koin. Keduanya telah tersingkir oleh laju jaman yang kejam.”
Saat ini, bangunan Rumah Makan Saiki masih berdiri kokoh. Seakan menyambut siapapun yang ingin bernostalgia atau yang sengaja ingin mencari kebutuhan barang-barang layak pakai di Gang Rendah Pasar Lama, Kota Serang. Paling bagus, nasib rumah makan ini menjadi tempat foto prewedding atau para pemburu foto estetik Instagram. Pernah ke sini juga kah? Atau sering lewat namun tidak menyadari keberadaan rumah makan ini? (hilal)