REI: 70 Persen Rumah Bersubsidi Sudah Dibangun di Banten
BISNIISBANTEN.COM — Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Banten Roni Hardiriyanto mengatakan, pihaknya saat ini telah berhasil membangun sebanyak 70 persen rumah bersubsidi dari target 10.000 rumah bersubsidi di Banten.
“Untuk target tahun ini lebih besar, yakni 20-30 persen dibandingkan di tahun 2016 lalu yang kurang dari 10.000 unit itu,” katanya.
Sementara itu, lanjut Roni, untuk pembangunan rumah bersubsidi di Banten saat ini dinilai tepat sasaran. Mayoritas dibangun di daerah Banten Selatan seperti Lebak, Pandeglang, Kecamatan Maja, Rangkasbitung, dan Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang.
Hal tersebut dikarenakan luas dan harga tanah yang masih menjangkau untuk pembangunan rumah bersubsidi.
“Di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan harga tanah sudah mahal, tidak mungkin untuk pembangunan rumah besubsidi,” ujarnya.
Namun saat ditanya, apakah rumah bersubsidi tersebut masih rawan digelapkan atau menjadi objek investasi para pelaku yang tidak bertanggung jawab. Ia menuturkan, pengawasan pada survey dan sasaran rumah bersubsidi tersebut sangatlah ketat.
“Karena untuk bisa memiliki rumah tersebut, penerima harus diwajibkan melengkapi persyaratan yang ditentukan oleh pihak kementrian PU Pera. Kalaupun ada yg melenceng prosestasinya sangat kecil. Kalau di lapangan saya belum dengar untuk rumah subsidi dijadikan sebagai investasi. Karena masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya bisa beli satu rumah, jadi tidak pas untuk dijadikan sebagai investasi,” ucapnya.
Roni menambahkan, disaat tren pembangunan rumah bersubsidi meningkat. Justru pembangunan rumah komersil malah menghadapi kemerosotan. “Untuk rumah komersil saat ini mengalami kemerosotan terkait perlemahan ekonomi, kami baru lakukan pendataan dari teman-teman pengembang,” katanya.
Ia berharap, dukungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta bank yang bekerja sama dengan REI, tetap konsisten dan komitmen dalam mensukseskan program strategis rumah bersubsudi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). (gag/red)