Praktisi Digital : Sejak Pandemi 40% Pelaku UMKM sudah Melek Digital

BISNISBANTEN.COM — Era digitalisasi semakin berkembang pesat hingga saat ini, dibuktikan dengan selalu adanya terobosan dan inovasi baru dari tekhnologi yang semakin canggih. Kehadiran sistem digital ini pun mengubah gaya hidup masyarakat, contohnya untuk berbelanja atau bertransaksi. Kegiatan ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan sentuhan jari pada layar telpon genggam.
Perkembangan digital yang cepat ini menuntut masyarakat untuk cepat juga beradaptasi, belajar dan mengikuti zaman. Jika tidak, maka akan ketinggalan jauh. Kalangan masyarakat yang tak luput untuk bisa menyesuaikan dengan kehadiran digitalisasi adalah para pelaku Usaha Mikro Kelas Menengah (UMKM).
Menurut praktisi digital Aditya Dedi Devianto mengatakan, sangat penting bagi pelaku UMKM bisa memahami digitalisasi, seperti digital marketing dan memanfaatkan tools-tools digital lainnya yang bisa meningkatkan usahanya.
“Belajar digital ini sangat penting, keterhadiran dan percepatan itu perlu. Kalau tidak hadir dan tidak cepat, barang (produk) sebagus apapun tidak akan dikenal masyarakat,” ujar Aditya, saat ditemui di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM Tangsel, Senin (25/8).
Pria yang akrab disapa Adit ini melanjutkan, saat ini pemerintah melalui kementerian-kementerian gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas usaha.
“Untuk belajar digital juga sekarang aksesnya sangat terbuka, bisa belajar dari mana aja. Seperti kementerian, komunitas-komunitas, kan sering juga mengadakan pelatihan digital,” papar praktisi digital dari Digital Agency Livinode ini.
Menurutnya, selain hadir di offline, UMKM harus hadir di digital dengan memanfaatkan berbagai platform digital, seperti sosial media Tiktok, Youtube, Instagram, Facebook, WhatsApp, di tambah saat ini sedang trend Affiliate yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM dalam memasarkan produk.
Aditya menyebut, meski sejak Pandemi kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya digital marketing terus bertumbuh, pelaku UMKM harus bisa menyesuaikan produk dengan platform digital yang ditentukan.
“Setelah pandemi, keinginan UMKM akan digital lebih tiggi kurang lebih naik 40%. Para pelaku UMKM saat ini sudah mulai melek digital,” papar Adit.
Namun demikian, ia menyampaikan, ada kendala besar pelaku UMKM yang belum memahami secara keseluruhan terkait digital ini diakibatkan pemilik UMKM sebagai CEO, Chief of Everything.
“Jadi dia yang ngurusin produksi, ngurusin karyawan, belanja stok, ngurusin keuangan, ngurusin marketingnya juga. Nah ini jadi kendala, padahal bisa aja dibantu dengan kolaborasi dengan pihak lain untuk marketing digitalnya,” paparnya usai memberikan coaching pada peserta Inkubasi Cmore Tangsel 2025 ini.
Ia berpesan, agar para pelaku UMKM mau terus belajar dengan mengikuti keterhadiran dan percepatan di dunia digital. (Zahara)