BISNISBANTEN.COM– Meskipun Banten tergolong “aman” dalam kecukupan pangan, kedaulatan pangan belum tercapai. Oleh karenanya, gerakan “bela beli” produk pertanian lokal langsung dari petani sekitar menjadi langkah nyata.
Hal itu diungkapkan Ketua PISPI Wilayah Banten H. Asep Mulya Hidayat, saat menjadi narasumber di acara Hari Krida Pertanian Nasional pada Sabtu (21/06/25) yang digelar oleh TBM Titik Literasi.
“Ini berarti membeli hasil panen tanpa perantara berlebihan untuk menjaga kesejahteraan petani, memperkuat rantai pasok lokal, dan membuat wilayah lebih tangguh menghadapi fluktuasi harga atau gangguan eksternal,” ungkapnya.
Asep juga menjelakan praktik konkret nya seperti membeli sayur, buah, atau produk olahan petani sekitarnya. “Tanpa praktik konkret ini, kedaulatan pangan di Banten akan sulit tercapai,” jelasnya.
Sementara itu, Rahmat Rohmanudin, perwakilan Babasan, memaparkan filosofi bisnis yang menekankan bahwa setiap produk pertanian memiliki cerita, mulai dari asal benih, teknik budidaya ramah lingkungan, hingga perjalanan panen ke konsumen.
“Dengan narasi ini, saya harap konsumen memahami nilai usaha dan tantangan petani, mempererat ikatan emosional, serta memotivasi gerakan “bela beli” yang sadar nilai,” ujarnya.
Selain itu, dia juga menjelaskan transparansi rantai pasok melalui komunikasi awal dengan petani, penjadwalan panen, dan distribusi yang adil, serta peluang kolaborasi agrowisata, seperti kunjungan ke kebun mitra, demo budidaya, atau workshop pengolahan hasil.
“Agar wisatawan merasakan langsung kisah di balik makanan yang disantap,” tandas Rahmat.
Dengan rangkaian paparan dan penjelasan dalam acara ini, setiap peserta diajak menjadi pelaku utama perubahan. Membeli langsung hasil panen, memotivasi generasi muda menanam, merancang agrowisata desa, dan menyebarkan narasi produk lokal.
Menjadikan momen menyambut Hari Krida Pertanian ini menjadi awal gerakan kolektif: bukan sekadar seremoni, tetapi titik tolak aksi nyata guna memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan di Banten. (Siska)
