BISNISBANTEN.COM — Jelang Perayaan Hari Imlek bagi masyarakat Tionghoa kian semakin dekat, biasanya bagi masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek selalu memeriahkan acara tersebut dengan pameran barongsai, kue khasnya dan memakai baju tradisional Cheongsam.
Cheongsam merupakan baju tradisional masyarakat Tionghoa yang kerap digunakan saat perayaan Imlek. Dengan momen ini, akan mengingatkan kembali sejarah adanya pakaian Cheongsam ini.
Selama Dinasti Qing tahun (1644-1911) di Tiongkok, Cheongsam diyakini telah berevolusi dari jubah panjang yang dikenakan oleh wanita manchu. Kemudian pada tahun 1920-1960-an Cheongsam berada di puncak popularitasnya dimana pakaian ini menjadi standar bagi wanita Tionghoa yang tinggal di perkotaan seperti Tiongkok, Hong-Kong, Singapura dan Taiwan.
Baju Cheongsam merupakan berasal dari Shanghai China pada tahun 1920-an. namun sepanjang tahun 1930 dan 1940-an Cheongsam pun mengalami perubahan karena pengaruh budaya barat dimana Cheongsam mulai memperlihatkan dan menonjolkan sisi feminim pada wanita perkotaan.
Kemudian pada tahun awal tahun 1950 baju Cheongsam mulai berkurang peminatnya. Namun diakhir tahun 1950 pada saat imigran Shanghai datang ke Hongkong dipopulerkan kembali pakaian tersebut.
Seiring berkembangnya zaman dan berjalannya waktu, pakaian tradisional ini juga menurun pada akhir tahun 1960-an dikarenakan masuknya pakaian barat yang lebih modern yang diproduksi secara masal namun ditawarkan dengan harga murah.
Sejak saat itu pada tahun 1970-an pakaian tradisional Cheongsam ini jarang dan tidak lagi dipakai sebagai pakaian sehari-hari, namun hanya digunakan pada hari perayaan tertentu dan acara spesial seperti perayaan Imlek.
Dan seiring berjalannya waktu, pakaian ini juga berevolusi dimana tampil lebih modern dam fashionable namun tidak meninggalkan sisi tradisionalnya sehingga generasi muda yang memakai pakaian tradisional sebagai daya tarik untuk lebih tampil percaya diri dan menarik. (Ismi)
