Banten24

Luncurkan Program Dashat Tekan Angka Stunting

DINAS KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (DKBP3A) KABUPATEN SERANG

BISNISBANTEN.COM – Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya. Angka kasus Stunting di setiap daerah cukup tinggi, tam terkecuali di Kabupaten Serang. Untuk menekan angka Stunting, Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBPPPA) Kabupaten Serang dibawah kepemimpinan Encup Suplikhah selaku Kepala Dinas didampingi Robiatun Adawiyah sebagai Sekretaris gencar menurunkan angka angka stunting di Kabupaten Serang.

Salah satu upayanya, DKBP3A Kabupaten Serang melalui Bidang Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat). Bidang terbagi atas beberapa Seksi, mulai dari Sekai Ketahanan Keluarga yang mempunyai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) mengawasi, mengkoordinasikan, dan sebagai Tim Pendamping Keluarga. Di Kabupaten Serang ada 1.250 Tim Pendamping Keluarga, dimana satu desa dibina tiga sampai empat Tim Pendamping Keluarga. Satu Tim Pendamping Keluarga terdiri atas tiga orang. Sehingga total personel Tim Pendamping Keluarga mencapai 3.750 orang. Tiga orang Tim Pendamping Keluarga terdiri atas Bidan atau Tenaga Kesehatan lainnya, Kader KB, Kader Posyandu atau Kader Kesehatan yang ada di masyarakat, dan unsur PKK Desa atau Kecamatan, yang mana masing-masing mempunyai peran dalam melakukan kunjungan rumah pada keluarga berisiko Stunting.

Advertisement

“Perlu diketahui, keluarga risiko Stunting bukan keluarga yang memiliki anak stunting, tapi memiliki risiko terjadi kasus Stunting atau keluarga yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan keluarga yang memiliki bayi dan balita. Mereka didatangi tim dan diberikan penyuluhan serta diingatkan agar melakukan pemeriksaan,” terang Encup.

Bagi Tim Pendamping Keluarga, diungkapkan Encup, ada anggaran dari BKKBN melalui BOKB untuk bantuan operasional tim, serta diberi pulsa.

Advertisement

Upaya untuk menekan angka Stunting, pihaknya sudah mempunyai program Dashat yang sudah terbentuk 52 Dashat di Kabupaten Serang di 52 Kampung KB. Encup berharap, ke depan setiap desa memiliki Dashat, mengingat di Kabupaten Serang hampir di semua desa ada kasus Stunting.
Dahsyat dikelola kader yang telah dilatih untuk memberikan dan mengajukan menu sehat untuk anak Stunting. Sehingga, ada intervensi langsung kepada anak Stunting.

“Anggaran program bersumber dari BOKB BKKBN”, ungkapnya.

Kemudian, pada Bidang PPKS ada juga penguatan manajemen data. Selain itu di UPT KB, terdapat kegiatan lokakarya mini tingkat kecamatan, sekaligus rembug Stunting tingkat kecamatan yang dilakukan rutin tiap kecamatan setiap bulan.
Ada juga penyuluhan, pembentukan 51 Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS). Kegiatan difasilitasi anggaran BOKB, serta ada penguatan data di Balai Penyuluhan. Angka Stunting 2024 belum dirilis, biasanya akan keluar pada akhir tahun, dimana nantinya akan ada dua angka stunting hasil rilis pertama prevalensi berdasarkan EPPBGM atau aplikasi pencatatan pelaporan berbasis masyarakat yang dilakukan kader.
Ada pula prevalensi Stunting hasil survei Status Gizi Indonesia (SGI) oleh Kementerian Kesehatan.

“Dari tahun 2018 stunting mulai jadi prioritas. Angka dari EPPBGM dan SGI jauh berbeda. Seperti di 2022 EPPBGM prevalensi stunting 8 persen, sedangkan SGI 26 persen,” pungkasnya. (Advertorial)

Advertisement
bisnisbanten.com