BISNISBANTEN.COM – Banyak yang mengira Museum Multatuli adalah museum dengan isi peninggalan Eduard Douwes Dekker.
Namun, Museum Multatuli sejatinya bukanlah museum yang khusus membahas sosok Eduard Douwes Dekker, atau biasa dikenal dengan nama pena “Multatuli”.
Pada dasarnya, Museum Multatuli ialah museum yang membahas sejarah kolonialisme dan anti kolonialisme di Indonesia.
“Di Museum Multatuli ada tujuh ruang yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Ruangan ini dibagi menjadi dua, yaitu ruangan kolonialisme dan anti kolonialisme,” kata edukator Museum Multatuli, Sabtu (27/5/2023).
Banyak wisatawan luar daerah yang berkunjung ke Museum Multatuli untuk melihat isi-isi museum. Museum Multatuli memang dibuka lebar untuk semua jenis kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Bila tertarik untuk berkunjung, Museum Multatuli buka setiap hari. Tapi, khusus hari Senin sampai Jumat buka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada akhir pekan, Museum Multatuli buka mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB.
Setiap pengunjung yang hendak berkunjung ke Museum Multatuli akan dikenakan biaya tiket masuk berdasarkan kategori pengunjungnya.
Pengunjung dari kalangan pelajar, mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), dikenakan biaya tiket masuk mulai dari Rp1.000 per orang.
Jika ingin datang secara rombongan, pengunjung perlu mengirimkan surat kepada kepala museum minimal H-3 sebelum berkunjung.
Museum Multatuli beralamat di Jalan Alun-Alun Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. (Dhori)
