Info Travel

Leuwi Bumi, Perjuangan Perjalanannya Sebanding dengan Pemandangan yang Ditawarkan, Buktikan Sendiri!

BISNISBANTEN.COM – Hampir semua jalur menuju curug atau air terjun dilalui dengan penuh perjuangan. Begitu pula jika ingin menuju Leuwi Bumi, curug di pelosok perbatasan antara Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang yang dibuka pada Januari 2018 lalu.

Sebelum dibuka menjadi tempat wisata, wilayah ini berupa hutan lebat dengan pepohonan besar menutupi aliran sungai. Hasil swadaya masyarakat, curug di Kampung Turalak, Desa Ramea, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten ini akhirnya menjadi lokasi wisata nan menawan yang dinamai Turalak Leuwi Bumi atau Curug Leuwi Bumi.

Jalan menuju tempat ini cukup terjal, beberapa jalan bahkan belum diaspal. Hanya beralas bebatuan dan tanah yang licin saat musim hujan. Belum lagi harus melalui jalan kecil berkelok. Disarankan untuk mengendarai motor jika tidak ingin berjalan kaki. Motor langsung diparkirkan di area yang sudah disiapkan, dekat dengan curug.

Advertisement

Rute menuju ke tempat ini, sangat disarankan menggunakan sepeda motor. Medan yang dilalui tidak cocok untuk kendaraan roda empat.

Akses perjalanan dari Kota Serang dan Pandeglang dimulai menuju ke Kecamatan Mandalawangi kemudian ke Pasar Ciomas. Perjalanan dilanjutkan hingga ke persimpangan Mengger Pandeglang. Di sini terdapat dua jalur yakni ke kiri menuju Labuan atau Carita, sedangkan ke kanan ke Mandalawangi. Pilih jalur kanan Mandalawangi.

Dari Jalan Raya Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam dengan menggunakan roda dua. Dari Mandalawangi menuju ke SPN lalu menuju Curug Lemo. Tiba di Desa Cikumbueun melanjutkan perjalanan menuju Desa Ramea lalu ke Kampung Turalak.

Selama di perjalanan harus betul-betul memperhatikan petunjuk jalan karena di sana ada banyak sekali petunjuk dan jangan sampai salah jalan.

Advertisement

Alternatif lain menuju Curug Leuwi Bumi bisa dari Jalan Pandarincang. Dari Serang menuju Kampung Curug Dahu, Desa Kadubeurum. Namun jalur yang lebih mudah yakni dari Mandalawangi.

Berada di kawasan hutan, Curug Leuwi Bumi dikelola dengan mengusung konsep agro ekowisata. Bukan hanya keindahan curug yang ditonjolkan, namun perkebunan swadaya masyarakat pun dimunculkan.

Air terjun di sini tingginya 2-3 meter. Meski tidak terlalu tinggi, namun aliran airnya menyebar di beberapa aliran sungai dengan memiliki beberapa kolam dengan kualitas air yang sangat jernih dan bersih juga menyegarkan. Aliran air mengalir dari satu kolam menuju kolam lainnya.

Di kolam-kolam dengan kedalaman 1-1,5 meter, bisa dipakai berenang. Disediakan pelampung bagi yang belum mahir berenang. Di kolam lain, bisa juga melompat dari ketinggian 2-3 meter dari tebing batu di samping kolam. Kedalaman air 1-3 meter. Atau jika ingin menantang adrenalin bisa melompat dari ketinggian jembatan bambu. Cukup menantang. Dan spot ini menghasilkan foto yang instagramable.

Objek wisata itu sangat cocok untuk bersantai dan bermain air di sepanjang bantaran sungai, dan bisa dijadikan permainan tubing atau body rafting. Di kawasan wisata ini sudah tersedia sarana untuk bermain tubing, seperti ban, pelampung, sepatu, dan lainnya.

Jika sedang enggan berenang, bisa juga mencari kegiatan lain seperti menyusuri sungai. Suasana alam yang berada di kawasan Gunung Jengjin, Pandeglang, ini sangat indah untuk dinikmati.

Di sini pun bisa melakukan outbound untuk mengasah ketangkasan serta kemandirian. Di sini juga camping, tersedia beberapa tenda di sini. Biaya sewa tenda Rp50.000 per malam. Sedangkan biaya camping Rp20.000 per orang.

Selain camping, bagi yang ingin menikmati lebih lama keindahan alam di Curug Leuwi Bumi ini terdapat beberapa saung yang digunakan sebagai penginapan. Tarifnya Rp75.000 per malam untuk per orang. Suara deburan air dan serangga akan menemani sepanjang malam.

Tiket masuk di sini Rp10.000 per orang. Sementara tiket parkir kendaraan Rp3.000 per unit. Untuk sewa ban dan pelampung Rp5.000.

Fasilitas yang tersedia di curug yang buka setiap hari dan 24 jam nonstop ini antara lain, kamar mandi, musola, warung-warung makanan dan minuman, area parkir, tempat penyewaan ban dan pelampung, penginapan, dan area camping.

Jika hendak kesini pastikan bukan dalam kondisi cuaca mendung dan hujan. Tempat ini kurang pas untuk membawa anak-anak, balita, dan lansia. Dengan kondisi yang cukup ekstrem, tidaklah heran jika pengunjung tempat ini didominasi kawula muda.

Sebelum pandemi, saat hari libur dan akhir pekan, pengunjung mencapai 100 sampai 200 orang. Itu dijelaskan Hari Suharsa, salah seorang pengelola wisata Leuwi Bumi.

Di kawasan curug yang dikelola Pokdarwis desa yakni di Desa Ramea ini juga memiliki atraksi seni seperti kasidah dan silat.

Bagaimana? Tertarik berpetualang ke curug dengan jalur menantang ini? (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.