BISNISBANTEN.COM — Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2020 memasuki hari terakhir yakni pada 10 Oktober 2020. Pada hari terakhir ada beberapa kegiatan yang dihadirkan salah satunya talkshow.
Untuk talkshow sendiri dengan tema “Gaya Hidup Sehat Alami dan Halal”. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja, menyampaikan welcoming remarks bersama dengan anggota Komisi XI DPR RI, Indah Kurnia, SE. Hadir pula sebagai narasumber, DR. Gia Pratama Putra, Kepala Instalasi Paliatif RSU Dr. Seotomo, Kushandari, Selebgram Kelinci Tertidur, dan artis Zee Zee Shahab.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Banten, Erwin Soeriadimadja berharap, trend gaya hidup sehat dan halal, dan universalitas halal untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, dapat menjadi pijakan untuk percepatan terwujudnya integrated halal ecosystem. “Masyarakat termasuk generasi milenial diharapakan dapat terlibat untuk mewujudkan Indonesia sebagai main player di industri halal global,” katanya.
Ia juga menyampaikan, empat prinsip yang dapat menjadi guidance untuk menerapkan healty lifestyle. Prinsip pertama adalah, konsumsi syariah, bahwa konsumsi bagi umat muslim tidak hanya bertujuan mendapatkan kepuasan melainkan berfungsi “ibadah” dalam rangka untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Prinsip kedua yakni prinsip kuantitas yang artinya dalam konsumsi sesuatu seharusnya menghindari sifat mubazir karena sifat tersebut jauh dari nilai-nilai syariah dan dapat merusak tatanan kehidupan umat muslim. Prinsip ketiga adalah, prinsip prioritas bahwa dalam dalam konsumsi harus ada hal-hal yang menjadi prioritas, maka perlu adanya filter untuk memilih mana yang harus didahulukan dan lebih penting untuk dipenuhi. Prinsip keempat adalah, prinsip moralitas bahwa dalam konsumsi seorang muslim juga harus sesuai dengan adab dan etika yang disunahkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam paparan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten juga menyampaikan, bahwa berdasarkan Laporan Global Islamic Economy 2019/2020, potensi pasar global cukup besar. Pengeluaran muslim global pada 2018 sebesar USD 2,2 triliun -diperkirakan mencapai USD 3,2 triliun pada 2024 dengan pertumbuhan rata-rata 5,2 persen. “Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, masih menempati peringkat 5 dalam global islamic economy 2019/2020 meningkat dari tahun sebelumnya yang berada di peringkat 10,” katanya.
Menurutnya, besarnya pasar global produk halal merupakan peluang bagi Indonesia. Untuk iti, Indonesia harus terus bekerja keras menjadi top ranked di dunia ekonomi islam. Tidak hanya menjadi negara dengan pengeluaran terbesar tetapi juga sebagai main player bahkan menjadi yang terbesar di industri halal. Kemampuan Indonesia untuk mengembangkan produsen produk halal akan memberi dua dampak, yaitu pada penghematan devisa dan peningkatan peran Usaha Kecil dan Menengah.
Fesyar Jawa 2020 yang mengangkat tema besar “Akselerasi Peran Ekonomi Syariah Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Regional”. Kegiatan tersebut digelar sejak 5 Oktober 2020. (susi)