LifestyleFashion

Hijab Etnik Rhamala, Punya Lima Seri yang Berfilosofi

BISNISBANTEN.COM – Keberadaan hijab etnik di Banten bisa dihitung dengan jari. Bahkan bisa dibilang tidak ada sama sekali. Ini yang menjadikan kehadiran Rhamala begitu dinanti.

Lia Amalia, Owner Rhamala menjelaskan, keberadaan hijab etnik miliknya ini berawal dari keprihatinan.

“Kalau kita cek se-Indonesia, motif hijab yang terinspirasi dari Lombok, Bali, NTT dan lainnya ada. Kok gak ada yang ngangkat Banten,” terang Lia saat ditemui di stan Rhamala di Serang Fair 2022.

Advertisement

Lia ingin, dengan salah satu cara ini bisa mengangkat Banten ke khalayak ramai.

Lia merintis Rhamala sejak 2017. Tapi hijab etnik ini baru hadir baru ada hampir dua tahun ini.

“Kenapa hijab? Karena mudah dipakai dan dikenal. Apalagi di Indonesia hampir semua wanita memakai hijab,” imbuh Lia.

Hijab etnik Banten ini hijab yang terinspirasi dari motif-motif yang ada di Banten. Sudah ada lima seri dan semuanya didesain oleh Lia.

Advertisement

“Di seri pertama ada menara Banten. Originally saya sendiri yang mendesain karena emang saya suka Banten dari dulu, saya tour guide dari tahun 2000-an,” ungkap Lia.

Seri kedua terinspirasi dari motif yang ada di Masjid Agung Carita. Seri ketiga mengambil motif atap masjid agung Banten, sedangkan bagian pinggirannya berupa motif Gerbang Kaibon.

Pada seri keempat karena Lia lahir di 17 Agustus, mengambil motif merah putih merdeka series. Namun tetap ada unsur etniknya, yakni Surosowan.

Untuk seri kelima on the way alias sedang proses yakni Golok Ciomas. Secara hijab ini dipakai kalangan wanita, motif Golok Ciomas tidak terlalu golok yang sangar namun golok yang lembut dan feminim.

Warna-warna hijab etnik Rhamala umumnya lebih soft lebih dan tetap menyimpan filosofi.

Pada seri 1, 2, dan 3 yang menurut Lia etnik banget, menghadirkan warna biru batik Baduy, hitam jawara karena Banten terkenal dengan jawara, dan warna gold yang menandakan kejayaan masa keemasan Banten di masa lampau.

Selain itu ada warna hijau yang identik dengan warna ulama. Selama ini Banten identik dengan negeri para ulama.

“Jadi dari motifnya dan dari pewarnaannya kita gak asal, harus mengandung filosofi. Mulai dari warna dan motif hijab etnik Rhamala kita semua yang menentukan,” kata Lia.

Hijab yang diproses dengan printing ini dalam satu seri ini dihadirkan dalam berbagai pilihan warna.

Hijab etnik Rhamala ini hadir premium dengan harga Rp250 ribu per helai. Lia menyasar kalangan middle up dengan sebuah alasan.

“Yang pake hijab ini lumayan yang top of mind karena lebih cepat dikebal. Misal saat ada yang memakai hijab ini, yang lain akan komentar, oh yang itu juga pake loh,” jelas Lia.

Untuk nama, Rhamala yang berasal dari rahmatan lil alamin bukan sembarangan. Lia mendapat inspirasi setelah bangun malam dan menunaikan salat tahajud.

“Karena namanya sangat berat, jadi belajar untuk bahwa orang lain ketika berbisnis dengan kita, ketika membeli atau lainnya, kita berusaha untuk menebar rahmat, komitmen, dan saling percaya,” jelas Lia.

Pada 2017 saat awal merintis Rhamala, Lia memulainya dengan menjadi reseller multibrand fashion yakni brand Tanah Abang dan produk teman-temannya.

Dua tahun kemudian, Lia punya reseller dan membuat brand sendiri.

“Walaupun namanya Rhamala Hijab kita punya produknya baju, baru tahun keempat kita bikin hijab etnik Banten,” jelas Lia.

Toko fisik Rhamala ada di Taktakan. Tepatnya di Kampung Majalawang, Desa Umbul Tengah. Namun bagi yang ingin berbelanja online, bisa melalui Shopee dan Instagram @rhamalahijab.

“Rhamala melibatkan masyarakat setempat mulai dari packaging, pasang label, bersih benang, dan lain-lain. Yang menjahit produk pun warga sekitar. Kita namain kampung fashion muslim,” jelas Lia.

Produk-produk Rhamala pernah dikirim ke luar Banten seperti Semarang dan Cirebon. Meskipun saat itu sebenarnya belum membuka distributor keagenan.

“Ternyata Semarang dan Cirebon sudah menyatakan diri dan sudah resmi jadi agen kami dengan motif etnik Banten,” jelas Lia.

Rhamala pun kerap digandeng untuk hadir mengisi stan pameran-pameran. Pada Mei 2022 lalu, Rhamala hadir di Sumarecon Mal Serpong, Tangerang.

“Di sana kan masyarakatnya heterogen, mostly kerja di Jakarta. Alhamdulilah pada seneng. Tiga hari jualan di sana, hari kedua udah gak bisa jualan karena udah sold out dan open PO sampe 100 buah,” tutur Lia.

Lia mengungkapkan, tiga tahun berturut-turut Rhamala jadi binaan Bank Indonesia (BI).

Bahkan saat BI memiliki even fashion show batik khas Banten bersama ibu wakil Gubernur Banten dan para pejabat di Banten, Lia yang menangani dari awal sampai akhir

“Saya bilang jangan model profesional aja dong, sesekali pejabat, bupati, walikota se-Banten. Saya mengawal dari A sampai Z. Dan temen-temen di Banten Fashion Community yang jadi desainernya . Maka dari itu saya mengangkat batik dan juga tenun,” jelas Lia.

Lia berharap, produk-produk fashion Banten ini bisa jauh lebih dikenal lagi baik Lokal maupun internasional.

“Dan mereka bukan hanya tau tapi jua menggunakan. Terutama hijabnya, hijab itu karena semua orang udah pake ya menjadi pilihan utama untuk hijab etnik Banten,” pungkas Lia. (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.
bisnisbanten.com