Harga Kopi Robusta Melonjak, Ini Dia Alasannya
BISNISBANTEN.COM – Dari dulu hingga kini, perkembangan kopi kian semakin meningkat. Konsumen kopi kini tidak hanya orang dewasa saja, para muda-mudi pun kini tertarik menikmati sajian kopi.
Selain konsumennya semakin meningkat, Harga biji kopi Robusta per tahun ini telah mengalami peningkatan sebesar 63 persen puncaknya pada Selasa, 9 Juli 2024, sebesar USD4.667 per ton di pasar ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Meningkatnya harga kopi tersebut rupanya telah terjadi selama sekitar 18 bulan karena produsen global seperti Vietnam berjuang untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Pada tahun sebelumnya, harga Harga naik sebesar 58 persen.
Permintaan akan kopi Robusta semakin meningkat seiring dengan beralihnya pemanggang kopi Arabika ke biji kopi yang lebih murah.
Robusta biasanya digunakan untuk membuat kopi instan tetapi juga semakin banyak ditambahkan ke campuran kopi sangrai yang didominasi arabika.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data bea cukai memperlihatkan ekspor kopi Vietnam pada Juni hanya berjumlah 70.202 ton, menjadikan total kumulatif pada paruh pertama tahun ini menjadi 893.820 ton, turun 11,4 persen dari tahun sebelumnya.
Produksi kopi di Vietnam meningkat hampir tiga kali lipat selama dua dekade pertama abad ini, mencapai puncaknya pada 31,58 juta kantong 60 kg pada musim 2022, menurut data Departemen Pertanian AS (USDA).
Namun, beberapa musim terakhir petani kopi Vietnam menghasilkan panen yang lebih kecil dengan panen terakhir yang diperkirakan oleh USDA sebesar 29 juta kantong. Penurunan lebih lanjut diperkirakan terjadi pada musim 2025.
Petani kopi Vietnam tahun ini dilanda kekeringan terburuk dalam hampir satu dekade terakhir, sehingga melemahkan prospek panen berikutnya yang akan berlangsung sekitar November.
Selain fenomena diatas, meningkatnya harga kopi juga karena permintaan kopi terus meningkat secara global meskipun harga naik.
Berdasarkan Organisasi Kopi Internasional bulan ini memperkirakan kenaikan konsumsi kopi global sebesar 2,2 persen pada musim 2014. Trader I&M Smith melihat permintaan terus tumbuh pada 2025 meskipun dengan laju yang sedikit lebih lambat yaitu 1,25 persen.
Pertumbuhan ini didorong oleh pasar konsumen kopi yang relatif baru dan negara-negara produsen seperti Tiongkok, India, Indonesia, Timur Tengah, dan Vietnam yang telah mencatat peningkatan konsumsi kopi dalam negeri.
Tantangan yang dihadapi oleh produsen kopi Robusta di Vietnam telah menciptakan peluang bagi Brasil, yang sebagian besar menanam biji kopi Arabika, namun kini memperluas produksi kopi Robusta, varietas yang lebih tahan terhadap cuaca kering. (Ismi)