Gagal Melamar Kerja, Sarjana UIN SMH Banten Ini Sukses Buka Usaha Kafe
BISNISBANTEN.COM – Setiap tahun, perguruan tinggi di Indonesia melahirkan puluhan bahkan ratusan ribu sarjana. Mahasiswa-mahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan kuliah dan menggondol gelar sarjana, langsung berbondong-bondong melamar pekerjaan, dan tentunya memilih perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi dalam menjamin kesejahteraan karyawannya.
Heru Santoso. Sarjana UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten 2017 ini adalah satu dari puluhan ribu sarjana dari pelbagai perguruan tinggi di Indonesia, yang melamar pekerjaan di perusahaan baja nasional terkemuka di Indonesia, PT Krakatau Steel (KS) Cilegon. Sekira kurang lebih 40 ribu sarjana dan D3 melamar ke KS pada bulan November 2017.
Menurut informasi yang beredar, dari sekian puluh ribu orang yang melamar, hanya sekira 200 orang lolos hingga akhir. Heru pun menjadi satu dari ribuan sarjana yang gagal mewujudkan keinginannya menjadi karyawan KS. Meski demikian, Heru tidak patah semangat meski dirinya lelah untuk mencari pekerjaan.
Heru pun memutuskan untuk memulai usaha dan merencanakan untuk memiliki sebuah kafe. Lulusan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN SMH Banten ini pun berupaya mengumpulkan uang untuk modal membuka bisnisnya. Sekira kurang lebih dua bulan dari planning yang ia rencanakan, Heru pun berhasil mendirikan sebuah kafe di dekat rumahnya di daerah Panimbang, Kabupaten Pandeglang beberapa waktu lalu.
Classic Caffe. Itulah nama kafe miliknya, yang menyajikan berbagai macam menu makanan dan minuman dengan harga terjangkau untuk kalangan menengah ke bawah. “Saya beri nama Classic Caffe karena mudah di ingat, dan bisa untuk semua kalangan. Kebetulan saya pribadi suka dengan hal klasik, dan caffe itu sendiri gabungan dari kata coffee dan cafe,” ujar Heru kepada bisnisbanten.com.
“Alhamdulillah waktu soft launching respon pengunjung sangat baik. Mudah-mudahan kedepannya terus lancar, dan kelak bisa buka cabang,” pungkas Heru yang mengaku ingin menjadi seorang bos. (AHR/NUA)