Ekonomi Banten Mampu Tumbuh Lebih Tinggi

BISNISBANTEN.COM – Kondisi global yang tengah bergejolak harus tetap diwaspadai. Meskipun begitu, ekonomi di Provinsi Banten menunjukkan pertumbuhan yang baik dan masuk dalam fase pemulihan. Ini diungkapkan Kepala kanwil BC Banten, Rahmat Subagio dalam Konferensi Pers APBN Kita dan Fiskal Regional Banten Bulan Juli, Rabu (24/8).
Menurutnya, Di tengah kondisi yang tidak baik-baik saja, ekonomi Banten triwulan II-2022 memperlihatkan kinerja bahwa perekonomian Banten sudah berada pada fase pemulihan terhadap penurunan yang terjadi di dua atau satu setengah tahun terakhir.
“Di triwulan II tahun 2022 ekonomi Banten tumbuh 5,70 % (year on
year), sudah di atas kondisi pra Covid seperti kalau kita lihat di triwulan II tahun 2019 yang tumbuh sebesar 5,35 % (year on year),” katanya.
Ia mengatakan, Pertumbuhan signifikan di triwulan II tahun 2022 ini didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat yang mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen (year on year). Ini adalah pertumbuhan yang sangat tinggi, jika dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga di Banten periode-periode sebelumnya yang terkena pukulan pandemi Covid-19, karena memang adanya pembatasan.
“Masyarakat tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pada saat kasus covid melonjak tinggi sehingga kita melihat konsumsi mengalami kontraksi bahkan tidak tumbuh. Konsumsi pemerintah di tahun 2022 mengalami kontraksi seiring dengan menurunnya belanja penanganan pandemic,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini secara global, pandemi Covid-19 memasuki tahun ketiga dan situasinya tidak baik-baik saja, yaitu menyebabkan terjadinya disrupsi sisi supply. “Artinya produk-produk atau distribusi barang masih belum berjalan dengan lancar, atau belum normal kembali,” katanya.
Ia menjelaskan, akibatnya sisi produksi tidak dapat memenuhi permintaan akan barang yang mulai normal seiring dengan mobilitas masyarakat mulai tinggi. Normalisasi sisi produksi setelah dua tahun lebih terkena pandemi, ternyata tidak begitu saja mudah terjadi.
“Masih dalam kondisi pemulihan tersebut, muncul kondisi geopolitik yang ekskalatif yaitu ketegangan bahkan sampai terjadi perang antara Rusia dan Ukraina, dan sekarang ketegangan juga terjadi di Taiwan,” jelasnya.
Ia menilai, Kondisi ini menimbulkan tambahan resiko pada disrupsi sisi supply, sementara di sisi lainnya beberapa negara selama pandemi melakukan countercyclical melalui stimulus fiskal dan moneter sehingga permintaan mulai berangsur-angsur pulih. Dengan adanya disrupsi sisi supply akibat pandemi dan ketegangan geopolitik, sedangkan demand side meningkat maka terjadilah inflasi global yang saat ini melonjak.
“Inflasi di Banten perlu di waspadai terutama imbas inflasi global meskipun masih relatif masih terkendali pada angka 4,88 persen (year on year) di bulan Juli 2022,” katanya. (susi)