Ekonomi

Dorong peningkatan KB MKJP dan Peningkatan Kualitas Pelayanan KB, Bidan dilatih Hybrid

BISNISBANTEN.COM — Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terutama Pasangan Usia Subur (PUS) akan pentingnya perencanaan keluarga memiliki dampak terhadap peningkatan permintaan pelayanan KB.

Hal tersebut tentunya harus diimbangi dengan kualitas dan kompetensi para provider terutama para Bidan dalam memberikan layanan kontrasepsi dengan berbagai jenis  metode kontrasepsi, khususnya pengunaan kontrasepsi dengan  Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Penggunaan Kontrasepsi MKJP, seperti IUD dan Implan memerlukan kompetensi khusus dalam pemasangan maupun pencabutannya sehingga selain memerlukan pengetahuan (kognitif) diperlukan pula kemampuan dan keterampilan (skill) yang khusus.

Advertisement

BKKBN Banten, saat ini telah melaksanakan pelatihan CTU (Contraception Technology Update) bagi Tenaga Kesehatan, tujuannya untuk mempersiapkan peserta agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan pelatihan berbasis kompetensi ini sehingga mampu berkontribusi penuh pada pelayanan KB di masyarakat khususnya para PUS.

Sebanyak 45 bidan dari seluruh Kabupaten dan Kota se Provinsi Banten dilatih, menggunakan metode blended, yakni dilaksanakan pembelajaran tatap muka untuk simulasi pelayanan kontrasepsi dan dilanjutkan dengan praktik pelayanan kontrasepsi ke calon akseptor.

Drs Napis, selaku Koordinator Bidang Latbang mengatakan Bidan yang dilatih akan mendapatkan materi yang berkaitan dengan kebijakan, konsep dan teori pelayanan, KIE dan Konseling KB, Rujukan dan pencatatan pelaporan serta materi tentang Anti Korupsi. Selain itu Napis menyampaikan pada saat praktek pelayanan KB, setiap bidan diwajibkan membawa 6 akseptor, yakni 3 akseptor implant dan 3 akseptor IUD.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Dr Dadi Ahmad Roswandi dalam sambutannya ketika menutup pelatihan CTU, pada tanggal 14 Oktober 2022 meminta peserta agar mengikuti seluruh rangkaian dari proses pelatihan yang diikuti serta dapat mengaplikasi pengetahuan dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kontrasespsi yang berkualitas kepada para PUS sehingga dapat mencegah terjadinya putus pakai kontrasepsi.

Advertisement

“Program KB ini juga salah satu kunci penting dalam rangka menurunkan stunting di Banten, karena dengan KB artinya kita dapat menjaga jarak kelahiran sedangkan kecendruangan anak lahir stunting apabila ajaraknya terlalu dekat dan terlalu banyak,” ungkapnya.

Dadi menyebutkan berdasarkan data Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari data yang dihimpun dan bersumber dari data PK21, BPS maupun Kemensos tercatat sebanyak 999.402 keluarga di Banten yang mengalami kemiskinan ekstrim yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota, sedangkan dilihat secara individu, kemiskinan ekstrim mencapai 4.109.807.

“Kemiskinan ekstrim sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan penduduk, karena Pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat, dimana   pertumbuhan penduduk perlu diimbangi dengan kualitas, baik kualitas pendidikan, kesehatan, maupun kesejahteraannya, jika tidak maka munculah permasalahan kemiskinan pada masyaraka,” ucapnya.

Diakhir sambutannya, Dadi berharap para bidan yang dilatih agar dapat mengaplikasikan Ilmu yang telah didapat selama pelatihan dan disampaikan kepada bidan lain yang berkesempatan  mengikuti pelatihan ini supaya  pelayanan KB semakin berkualitas guna mendukung Penurunan TFR Provinsi Banten.

Pelatihan tersebut terbagi dalam 3 (tiga) Angkatan masing-masing Angkatan 15 orang Bidan. Angkatan I (pertama) tanggal 01 s/d 22 September 2022, sedangkan Angkatan II dilaksanakan 23 September – 14 Oktober 2022 dan Angkatan III akan dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober – 07 November 2022 mendatang. (susi)

Advertisement
LANJUT BACA

Susi Kurniawati

Wartawan bisnisbanten.com