Kuliner

Di Bawah Tangga, Bukan Sekadar Menjual Nama Besar Nino Fernandez

BISNISBANTEN.COM – Dari sederet artis yang memiliki usaha kafe, Nino Fernandez adalah salah satunya.

Sesuai namanya, kedai bernama Dibawahtangga ini benar-benar di bawah tangga lho. Dibuat dengan gaya modern, coffee shop ini telah dibuka di beberapa mal seperti Gandaria City, Cilandak dan Block M.

Aktor kelahiran Hamburg, Jerman ini membuka gerai pertama di mal Gandaria City Jakarta.

Advertisement

Di luar akting, Nino Fernandez berbisnis kuliner dengan mendirikan kedai kopi Di Bawah Tangga. Ia mengaku sejak kecil akrab dengan dunia food and beverage.

Di usia belasan, Nino Fernandez bekerja membersihkan restoran masakan Tiongkok di Hamburg, Jerman, 10 jam per hari selama 5 bulan. Ia menikmati dunia food and beverage karena keluarga besarnya terjun di sektor itu.

Sang Tante pun membuka rumah makan dan diurus sampai ke generasi kedua. Saat berusia 16 tahun, ia membantu usaha itu.

Setelah kedai kopi Di Bawah Tangga disambut hangat masyarakat, Nino Fernandez percaya diri membuka gerai berikutnya.

Advertisement

Kedai Di Bawah Tangga sangat Indonesia. Ia mendukung petani kopi lokal termasuk menggunakan material buatan dalam negeri saat membangun interior kedai.

Nino bercerita, nama Di Bawah Tangga ditemukan secara spontan ketika menandatangani kontrak kerja dengan pihak mal.

Nino Fernandez diberi waktu dua jam untuk menentukan nama kedai lalu ditulis di kontrak kerja dengan mal.

Akhirnya kelahiran 13 Januari 1984 ini memilih nama Dibawahtangga sekaligus merujuk pada lokasi kedai kopinya yakni di bawah tangga jalan atau eskalator di Mall Gandaria City, tepatnya di lobby Utara.

Meski menurut Nino, beberapa orang mengatakan, fengsui di bawah tangga kurang bagus, tapi ia tetap optimistis.

Kedai kopi Dibawahtangga ini mengusung konsep European Style. Nino bilang, banyak anak kekinian di Eropa yang suka dengan gaya-gaya kedai kopi seperti Dibawahtangga. Minimalis tetapi suasananya sangat nyaman.

Meski konsep kedainya European Style tetapi biji kopi yang digunakan merupakan hasil dari petani lokal di Indonesia.

Nino Fernandez menyebut biji kopi yang dipakai untuk menu di kedainya adalah jenis arabika yang disupply dari berbagai daerah di Indonesia.

Kafe Dibawahtangga menawarkan aneka menu, salah satunya kopi susu yang tengah menjadi tren.

Bukan sekadar menjual nama, keseriusan Nino Fernandez dalam mendirikan bisnis kedai kopi ini dapat terlihat dari kualitas kopi yang ditawarkan.

Harga yang terjangkau pun membuat kedai kopi Dibawahtangga menarik perhatian banyak orang terutama di kalangan generasi Z.

Nino juga menjelaskan, awal mula berdirinya kedai kopi Dibawahtangga berawal dari pengalaman Nino yang tidak pernah menemukan kopi enak dengan harga murah setiap kali masuk mal.

“Saya itu kepikiran setiap masuk mall gak pernah nemu kopi yang harganya di bawah 20 ribu dan enak lagi. Jadi di situlah keinginan untuk membuka coffee shop yang harganya terjangkau dan kualitasnya juga bagus,” ujar Nino Fernandez.

Menu yang ditawarkan di kedai kopi ini ada mulai dari kopi susu, kopi hitam, cokelat, kunyit, lemon tea dan masih banyak lagi. Menu yang menjadi signature adalah Es Kopi Susu seharga Rp 19.000. Racikannya berupa kopi, susu dan gula aren.

Selain minuman, kedai kopi Dibawahtangga ini juga menawarkan aneka jajanan pasar sebagai camilan, seperti donat kampung, roti, pastel dan kue basah.

Hingga kini, kedai kopi Dibawahtangga sudah memiliki sekitar 11 gerai yang tersebar di Jakarta hingga Bogor. Untuk ke depannya, Nino tengah mengupayakan untuk membuka gerai Dibawahtangga di kota-kota lainnya.

Asal tahu, Nino menjalankan kafe Dibawahtangga ini bersama dengan partner yang masih keluarganya. (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.