Curug Kanteh, Tidak Mudah untuk Mencapai Objek Wisata yang Indah
BISNISBANTEN.COM — Ini loh curug ngehits di sekitaran Cilograng, Lebak, Banten. Berada di Desa Cijengkol, Kecamatan Cilograng, Curug Kanteh ramai dikunjungi wisatawan.
Curug Kanteh berjarak 149 km dari Lebak dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih empat jam. Jika mengambil jalur Bayah-Pelabuhan Ratu membutuhkan waktu sekitar dua jam.
Jika dari luar kota Lebak atau luar daerah, lebih baik menggunakan kendaraan pribadi supaya lebih praktis dan mudah.
Untuk mencapai curug ini dilakukan dengan berjalan kaki, dimulai dari Kampung CIhideung ataupun Kampung Margamukti. Dimulai dari pertigaan di dekat SMPN 2 Cilograng pada jalan raya lintas provinsi tepatnya Jalur Bayah-Cibareno kilometer 20 Cikatomas.
Untuk sampai ke curug dengan ketinggian sekitar 80 meter ini, medan yang dihadapi cukup berat. Perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki di jalan setapak membelah hutan dan menyusuri aliran sungai. Selain itu melewati saluran irigasi dan pematang sawah.
Hamparan sawah membentang dari sudut ke sudut. Jika datang saat menjelang panen, padi-padi yang menguning akan membuatnya semakin indah.
Sesekali melewati tebing yang cukup menantang adrenalin. Pengunjung harus berhati-hati pada tanah yang tak stabil dan mudah mengalami longsor. Sebenarnya ada jalur lain, namun cenderung lebih berbahaya sebab harus melintasi air irigasi yang dapat membuat orang terpeleset.
Namun lelah selama perjalanan akan sirna saat tiba di depan air terjun. Sesampainya di lokasi, akan dimanjakan dengan pemandangan menakjubkan. Butiran-butiran air yang jatuh dari ketinggian menimbulkan sensasi tersendiri yang tak bisa dilukiskan.
Air terjun setinggi 80 meter ini berada di antara dua tebing menjulang dan memiliki tiga buah kolam bertingkat yang bisa dijadikan tempat mandi. Duh, betah rasanya berendam lama-lama di sini.
Curug ini masih alami dan sejuk, sangat direkomendasikan bagi yang ingin menghilangkan rasa jenuh setelah menjalani rutinitas kerja.
Fasilitas di sini yakni musala, kamar mandi, tempat istirahat, juga area parkir.
Perihal nama, Curug Kanteh berasal dari bahasa kasepuhan Kanteh yang berarti benang putih. Ini dapat diartikan dalam bahasa Indonesia adalah air jernih yang mengalir tiada henti meskipun di musim kemarau.
Menurut cerita yang berkembang, konon nama curug tersebut disematkan karena adanya kisah tentang kakek dermawan yang memiliki ilmu sakti kanuragan. Ia begitu baik kepada semua orang. Bahkan, jalan irigasi yang digunakan orang untuk mengakses Curug Kanteh saat ini merupakan jasa dari kakek itu.
Irigasi tersebut dibangun penduduk sekitar tersambung dari puncak gunung hingga ke dasar lembah. Pembangunan berjalan lancar hingga terdapat tantangan pada suatu jurang yang sangat curam.
Bagian ini menjadi lokasi paling berbahaya sehingga setiap penduduk harus melaluinya dengan berhati-hati. Jika tidak, nyawa menjadi taruhannya. Warga kebingungan karena tak bisa melewati bagian ini. Di tengah kebingungan, sang Kakek datang ikut membantu pembangunan. Dengan kesaktian ilmu kanuragannya, akhirnya seluruh penduduk bisa melintasi jurang yang begitu curam dan berbahaya. Sayangnya, ilmu sakti sang Kakek tak berlaku bagi dirinya sendiri.
Nahas, sang Kakek jatuh ke jurang dan meninggal dunia. Jasadnya terbawa hanyut arus air irigasi yang sangat deras. Untuk mengenang jasa kakek yang menyelamatkan semua penduduk, akhirnya curug ini dinamakan Curug Kanteh sampai sekarang.
Itulah Curug Kanteh. Wisata yang masih alami. Untuk mendapatkan sesuatu yang indah memang tidak mudah, bukan? (Hilal)