Lifestyle

Ciri Lapar Asli Vs Lapar Palsu, Kenali Perbedaannya

BISNISBANTEN.COM Pernahkah merasa lapar padahal baru saja makan? Fenomena ini bisa jadi bukan rasa lapar yang sebenarnya, melainkan lapar palsu. Lapar asli dan lapar palsu memang sering sulit dibedakan, tetapi keduanya memiliki tanda yang berbeda. Memahami perbedaannya sangat penting agar kita tidak mudah tergoda untuk makan berlebihan.

Lapar asli adalah kondisi ketika tubuh benar-benar membutuhkan energi tambahan. Biasanya, rasa lapar ini muncul secara bertahap setelah beberapa jam tidak makan, disertai gejala fisik seperti perut keroncongan, lemas, atau sulit berkonsentrasi. Sinyal ini berasal dari hormon ghrelin yang memberi tahu otak bahwa tubuh membutuhkan asupan makanan.

Sebaliknya, lapar palsu lebih banyak dipengaruhi oleh faktor psikologis daripada kebutuhan fisik. Rasa lapar ini sering muncul tiba-tiba, biasanya dipicu oleh emosi, stres, bosan, atau sekadar melihat makanan lezat. Lapar palsu cenderung membuat kita ingin mengonsumsi makanan tertentu, terutama yang manis, gurih, atau berlemak.

Advertisement

Salah satu ciri yang bisa membedakan adalah jenis makanan yang diinginkan. Saat lapar asli, tubuh tidak pilih-pilih makanan, bahkan makanan sederhana seperti nasi atau buah terasa menarik. Namun, saat lapar palsu, biasanya kita hanya menginginkan camilan tertentu seperti gorengan, cokelat, atau makanan cepat saji.

Durasi rasa lapar juga bisa menjadi petunjuk. Lapar asli tidak akan hilang begitu saja hingga kita benar-benar makan, sementara lapar palsu sering kali bisa mereda jika kita mengalihkan perhatian dengan aktivitas lain, seperti berjalan sebentar, minum air putih, atau membaca.

Selain itu, lapar palsu biasanya berkaitan dengan kondisi emosional. Misalnya, seseorang yang sedang stres cenderung mencari comfort food untuk menenangkan diri. Di sisi lain, lapar asli lebih berkaitan dengan ritme tubuh dan kebutuhan energi harian yang nyata.

Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih bijak dalam merespons rasa lapar. Mengenali kapan tubuh benar-benar membutuhkan makanan dan kapan hanya sekadar tergoda bisa membantu menjaga pola makan yang sehat, mencegah overeating, serta melindungi kesehatan jangka panjang.

Advertisement

(Sarah)

Advertisement
bisnisbanten.com