BI Banten Paparkan Pertumbuhan Ekonomi dan Tantangan Sektor Unggulan pada Triwulan III 2025

BISNISBANTEN.COM — Bank Indonesia (BI) Provinsi Banten menggelar Taklimat Media bertema “Perkembangan Ekonomi Terkini dan Outlook: Peluang dan Tantangan Pendalaman Sektor Ekonomi Unggulan Periode Triwulan III 2025”, Kamis (6/11/2025), di Kota Serang. Kegiatan ini menjadi forum komunikasi dan diseminasi informasi ekonomi terkini bagi media, sekaligus sarana untuk memperkuat sinergi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, dalam paparannya menjelaskan bahwa perekonomian Banten pada triwulan III 2025 terus menunjukkan kinerja positif dengan tren pertumbuhan di atas nasional. Hal ini ditopang oleh meningkatnya aktivitas konsumsi rumah tangga, investasi, serta kinerja ekspor yang solid.
“Nah, di triwulan III ini industri pengolahan di Banten itu tumbuhnya lebih cepat, dari 4,8 menjadi 6,5. Sekarang pangsanya 31 persen” kata Ammeriza. Selain itu, sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah. Di sisi lain, BI juga mencatat bahwa inflasi di Banten masih berada dalam kisaran sasaran yang terkendali, mencerminkan efektivitas koordinasi antara pemerintah daerah dan TPID dalam menjaga stabilitas harga.
Dalam kesempatan tersebut, BI juga menyoroti pentingnya pendalaman sektor ekonomi unggulan di Banten, seperti industri manufaktur berbasis ekspor, pariwisata, serta pengembangan UMKM yang terintegrasi dengan ekosistem digital. Langkah ini diharapkan mampu memperluas basis ekonomi daerah dan meningkatkan daya saing di tingkat nasional.
Sementara itu, banyaknya produk luar negeri yang masuk menyaingi produk lokal serta aspek geopolitik dan industri juga menjadi tantangan tersendiri dalam pertumbuhan ekonomi “Produk-produk China juga jadi sebuah challenge, makanya kita ekspornya ke negara-negara lain itu juga menjadi challenge. Masih adanya produk-produk dari negara lain penyaing kita. Kemudian yang geopolitik, karena geopolitik itu belum stabil ini juga berpengaruh terhadap adanya dampak dari peraktaisnya, AS. Kemudian masalah rendahnya produktivitas industri,” ujar Ameriza.
Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan media dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui kegiatan taklimat media ini, BI berharap informasi dan data ekonomi daerah dapat tersampaikan kepada publik, serta menjadi dasar dalam memperkuat optimisme terhadap perekonomian Banten di tahun mendatang.
(Sarah)









