Banten24

Bagaimana Peran Bank Daerah dalam Membangun Perekonomian di Kabupaten Serang? Ini Jawabannya!

BISNISBANTEN.COM – Keberadaan bank di suatu daerah memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian. Seberapa penting peranannya, inilah yang dibahas Ekbispar Pokja Wartawan Banten dalam Ngobrol Santai Bareng Mitra di Nunia Hotel Kota Serang, Jumat (29/10/2021).

Mengusung tema ‘Bagaimana Peran Bank Daerah dalam Membangun Perekonomian di Kabupaten Serang’ pembicara yang dihadirkan antara lain Asda III Pemkab Serang Ida Nuraida, S.Sos., M.Si, Relationship Officer Institusi Bank bjb KCK Banten Lely Yusnida, Komisaris BPR Serang Ajat Gunawan, dan pengamat ekonomi Bambang DS.

Di acara yang dihadiri para wartawan anggota Ekbispar Pokja Wartawan Banten ini Lely Yusnida menjelaskan, peran Bank bjb sebagai bank daerah terhadap pembangunan di Kabupaten Serang sudah sangat jelas. Ini ada dalam visi misi Bank bjb sebagai partner utama dalam hal pengelolaan keuangan daerah.

Advertisement

“Kami juga membantu dalam optimalisasi dari sisi pendapatan dan melakukan kolaborasi yang baik serta menciptakan beberapa inovasi layanan untuk mengoptimalkan PAD dari retribusi dan pajak melalui jaringan minimarket dan e-commerce seperti Bukalapak dan Tokopedia. Selain itu melakukan pengaturan fasilitas kredit utk masyarakat, artinya fungsi dan peran Bank bjb bisa memberikan dividen yang terus meningkat, termasuk di dalamnya CSR,” terang Lely Yusnida.

Bank pembangunan daerah memiliki peran sangat penting dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat seperti dalam hal memberikan kredit serta memfasilitasi masyarakat untuk dapat mengakses layanan perbankan.

Di era digital dan era pandemi saat ini, imbuh Lely, bukan hanya Bank bjb yang sedang berlomba menjadi digital banking namun juga bank lain. Di era pandemi ini kata dia, mau tidak mau harus menyesuaikan kondisi dan digital banking bisa menjadi solusi. Saat ini nasabah sudah bisa menikmati layanan digital melalui bjb mobile, bjb net, dan bjb SMS yg transaksinya bisa dinikmati tanpa harus tetap muka.

Advertisement

Untuk urusan pemerintah, ada elektronikasi pemerintah daerah dan Bank bjb punya tanggung jawab menghadirkan layanan dari tunai menuju nontunai.

“Walaupun kami concern ke pemerintah daerah tapi juga tidak melupakan masyarakat umum. Ini kami buktikan dengan membuka agen laku pandai, ada 15 di masing-masing kecamatan di Kabupaten Serang. Ini untuk menciptakan layanan yang bisa dijangkau, fungsinya seperti teller.
Kami juga sedang bekerjasama dengan Bundes yang nantinya sama seperti agen laku pandai,” terangnya.

Mewakili BPR Serang Ajat Sudrajat mengakui, digitalisasi perbankan adalah satu keniscayaan. BPR Serang sejak 2019 memiliki aplikasi untuk pelayanan dan sebagainya dan pada 2020 melakukan migrasi data.

Ajat juga mengatakan, BPR tidak seperti bank umum. BPR memiliki keterbatasan layanan seperti tidak bisa tarik uang di ATM walaupun ATM bersama.

“Namun karena tuntutan sudah tinggi akhirnya cari solusi antara lain berintegrasi dengan Bank bjb. Ini disebut integrasi perbankan melalui digitalisasi,” kata Ajat.

Pada masa pandemi, BPR Serang justru mengalami anomali. Saat BPR lain mengalami penurunan, BPR Serang justru mengalami kenaikan.

Ini dibenarkan Ida Nuraida. Asda III Pemkab Serang ini mengatakan, dalam keterbatasan BPR Serang beberapa kali justru meraih prestasi.

“BPR Serang bisa menyalurkan kurang lebih Rp500 miliar yang tersalurkan ke 700 UMKM, tentu saja sistemnya dibantu BJB dalam bentuk kemitraan. Pada 2021, BPR Serang bahkan bisa mengumpulkan Rp 4,5 miliar. BPR Serang tidak terganggu pandemi, target masih sama seperti sebelumnya,” terang Ida.

Menanggapi ini, Bambang Ds, pengamat ekonomi mengatakan, bagaimanapun juga perbankan tidak bisa diandalkan sendirian dan satu-satunya sebagai indikasi pertumbuhan pembangunan perekonomian di suatu daerah. Harus ada dukungan berbagi pihak.

Ditanya tentang masa depan perbankan di Kabupaten Serang, Bambang bilang, bank daerah harus lincah atau egility.

“Insan BPR juga kudu berubah lebih gesit.asa depan perbankan di Kabupaten Serang menghadapi pada transaksi digital yang harusnya lebih mudah lagi, tidak perlu nagih ke rumah nasabah. Pedagang di pasar tradisional saat ini memasuki pergantian ke generasi milenial, jangan sampai mereka minjem k pinjaman online. Ini potensi yang belum digarap BPR Serang,” tukas Bambang.

Ngobrol santai yang berakhir 16.30 WIB ini rencananya akan terus digelar di lain waktu dan mengangkat tema-tema aktual di bidang perekomian. (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.