Banten24

Tinjau Relokasi Warga Sukadana ke Rusunawa, Walikota Serang Rencanakan Pembangunan Fasilitas di 2026

BISNISBANTEN.COM – Wali Kota Serang Budi Rustandi meninjau langsung relokasi warga Sukadana ke Rusunawa. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan warga yang telah menempati hunian baru tersebut.

Wali Kota Rustandi juga mengumumkan rencana pembangunan fasilitas pendukung yang komprehensif di area rusunawa pada tahun 2026.

“Kami ingin memastikan masyarakat saya yang ada di sini nyaman. Insyaallah tahun 2026 akan ada pembangunan di sini terkait sarana pendukung, termasuk olahraga, jogging track, taman bermain anak-anak. Lalu nanti ada mobil ambulans disiapkan di sini 24 jam, dan Mushola. Termasuk insyaallah ada Puskesmas Pembantu di sini dalam rangka untuk melayani masyarakat ” ujarnya saat ditemui usai meninjau, Selasa (22/07/25).

Advertisement

Hingga saat ini, 44 Kepala Keluarga (KK) dari Sukadana telah pindah ke Rusunawa, sementara sisanya memilih mencari kontrakan.

Budi juga mengungkapkan kebahagiaannya melihat warga yang menempati rusunawa merasa lebih nyaman. “Alhamdulillah di sini pada bahagia, kalian bisa lihat sendiri kan bahwa tempatnya lebih nyaman dan lebih enak,” tambahnya.

Terkait pendidikan, Wali Kota menjelaskan bahwa sekolah PAUD tidak dapat disediakan di rusunawa. Namun, bagi anak-anak SD dan SMP, Pemkot menawarkan opsi untuk masuk ke sekolah rakyat layaknya boarding school yang seluruh biayanya ditanggung oleh negara.

Plt Lurah Margaluyu, Misri, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap warga yang akan direlokasi.

Advertisement

“Sementara ini kami sudah mendata. Dari data itu dari RT, karena RT yang mendata, kita mengumpulkan dan kita merekap,” terang Misri.

Terkait proses penggusuran, Misri menyatakan bahwa hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) atau dinas terkait.

“Adapun terkait masalah penggusurannya itu kami serahkan ke Pemkot ataupun ke dinas terkait karena yang punya wewenang itu kan dinas. Hanya kami sebagai PLT Lurah artinya masih menunggu. Itu semuanya kami serahkan ke dinas terkait,” ujarnya.

Misri menyebutkan bahwa dari data yang terkumpul, ada 175 bangunan di tiga Rukun Warga (RW) yang direncanakan untuk direlokasi. Bangunan-bangunan tersebut bervariasi antara semi permanen dan permanen, mencakup tempat tinggal, tempat usaha, dan warung-warung.

Misri juga mengungkapkan bahwa sosialisasi kepada warga terkait relokasi belum dilakukan oleh Pemkot atau dinas terkait. Pihak kelurahan masih menunggu surat himbauan atau edaran resmi.

“Belum justru kami pernah menyampaikan ke Pemkot lewat dari telepon, dari Pemkot ataupun dari Dinas Perkim ya itu masih menunggu apakah selesai Sukadana, apakah selesai yang di mana, saya kurang tahu, tapi yang jelas saya menunggu surat himbauan ataupun surat edaran dari pemerintah kota,” jelasnya.

Menariknya, Misri mengonfirmasi bahwa permintaan relokasi ini sebenarnya berasal dari inisiatif warga sendiri. Hal ini disebabkan kondisi sawah milik warga yang sering terendam air bertahun-tahun, bahkan di musim kemarau sekalipun, dan tidak dapat digarap akibat pendangkalan dan penumpukan lumpur.

“Karena memang ada sebagian masyarakat yang sawahnya terendam yang sudah bertahun-tahun, jangankan musim hujan walaupun musim kemarau tanah ataupun sawah itu tidak bisa digarap bertahun-tahun. Makanya dari masyarakat melaporkan ke pemerintah untuk minta direlokasi,” kata Misri.

Ia menegaskan bahwa lahan tersebut akan tetap menjadi lahan pertanian dan tidak ada kaitannya dengan pembangunan industri. Tujuannya adalah agar sawah-sawah tersebut dapat digarap kembali setiap tahunnya.

Mengenai antisipasi kericuhan mengingat sosialisasi belum dilakukan, Misri mengakui bahwa pihak kelurahan merasa dilematis. “Kalau dari pihak kelurahan sih ya antisipasi ya bingung ya. Artinya ya itu kan kewenangannya nanti dari ya kita apa dari pemerintah dalam hal ini dari dinas nanti akan memberikan sosialisasi,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa nantinya akan ada kerja sama antara kecamatan, kelurahan, dan pemerintah kota dalam proses sosialisasi ini. Waktu pelaksanaannya masih belum dapat dipastikan. (Siska)

Advertisement
bisnisbanten.com