BISNISBANTEN.COM — Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah melepas 40 relawan yang akan mengikuti Temu Karya Relawan Nasional (TKRN) di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat pada 17 sampai 22 September mendatang.
Ia menjelaskan, TKRN menjadi strategi pembinaan relawan dikemas untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan merencanakan kegiatan relawan dalam peningkatan organisasi melayani warga. “TKRN ini menjadi ajang silaturahmi dan sharing pengalaman dalam menangani persoalan kemanusiaan dengan relawan se-Indonesia,” ujarnya, saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, Rabu (12/9).
Ia berharap, melalui pembinaan tersebut, relawan PMI dapat mengembangkan kapasitas, keterampilan, dan memupuk kemampuan pada penanganan bencana bersama relawan PMI lainnya. “Semoga dalam TKRN ini, kontingen PMI Banten dapat meraih prestasi yang dijadikan rujukan untuk pembinaan relawan PMI Banten di masa yang akan datang,” paparnya.
Perlu diketahui, TKRN diikuti oleh Korps Sukarela (KSR), Tenaga Sukarela (TSR), dan Donor Darah Sukarela (DDS) PMI se-Indonesia, yang memiliki semangat pengabdian untuk kemanusiaan yang menjadi prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional. “Ini merupakan kekuatan besar yang dimiliki PMI Banten,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kontingen PMI Banten Nur Amrin mengatakan, 40 relawan tersebut telah dibekali pelatihan yang mumpuni, seperti tentara dan pejuang kemanusiaan. “Ada dua relawan dari unsur DDS difabel berprestasi dalam bidang hasta karya yang menjadi binaan PMI Kota Cilegon,” ujar Amrin.
Dirinya juga optimis bahwa PMI Banten akan memberikan yang terbaik saat TKRN. Pasalnya, persiapan yang dilakukan selama tiga bulan melalui tahapan seleksi administrasi, tes tulis dan wawancara kepada relawan.
“Kami komitmen untuk mengharumkan nama baik Provinsi Banten dengan memberikan citra positif tentang Banten kepada seluruh masyarakat Indonesia dan Negara yang turut berpartisipasi,” tutupnya. (SYF/NUA)
Penulis : Syfa Fauziah
Editor : Nurzahara Amalia
