Ayo Telusuri Kawasan Wisata Banten Lama
BISNISBANTEN.COM– Siapa bilang Banten nggak layak dilirik wisatawan mancanegara? Kalau Jakarta punya Kota Tua, Banten juga punya kawasan bersejarah yang di disebut Banten Lama. Tentunya tidak kalah keren dengan yang ada di daerah lainnya.
Sebagai provinsi yang mendapatkan julukan jawara, Banten juga kaya dengan budaya, kuliner, dan seni. Sejarahnya yang memiliki khasanah tersendiri membuat provinsi ini memiliki berbagai warisan sejarah yang menakjubkan di setiap sudut kotanya.
Salah satunya adalah wisata Banten Lama, kawasan yang memiliki beberapa situs bersejarah ini memiliki keindahan tersendiri dengan sejuta sejarah dan rahasia yang menyelimutinya. Dengan menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari pusat Kota Serang. Traveler dapat langsung mencapai kawasan ini.
Keraton Kaibon
Tim travelling dari bisnisbanten.com, Selasa (18/7), sengaja mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di kawasan Banten Lama. Tempat pertama yang disinggahi adalah situs Keraton Kaibon. Traveler bisa mulai melihat-lihat bangunan bekas Keraton yang berdiri pada 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah.
Untuk masuk di kawasan inipun pengunjung hanya cukup membayar karcis Rp2.000. Uang tersebut hanya untuk bayar parkir. Selebihnya pengunjung bebas untuk berjalan-jalan atau berfoto ria bersama keluarga, sahabat atau pasangan.
Keraton Kaibon tidak hanya ramai oleh pengunjung yang sengaja jalan-jalan, tapi juga oleh para peneliti dari sekolah maupun kampus. Lokasi ini juga kerap kali di jadikan lokasi pengambilan foto prewedding pasangan yang hendak menikah. Pemandangannya yang indah, serta suasana yang sejuk karena terdapat beberapa pohon-pohon yang tumbuh disekitar keraton.
Museum Kepurbakalaan Banten Lama
Dikawasan Banten Lama juga terdapat sebuah museum yang menyimpan berbagai benda-benda peninggalan masalalu. Disini traveler dapat melihat langsung artefak berupa keramik, batu, meriam ki amuk, mesin pembuat uang, dan lukisan atau hal-hal yang berbau dengan Banten di masa silam.
Secara keseluruhan, museum ini memberi gambaran garis besar mengenai sejarah dan kehidupan sehari-hari penduduk Kerajaan Islam Banten silam. Dari Museum Kepurbakalaan Banten Lama, traveler dapat beranjak ke Keraton Surosowan di dalam Benteng Surosowan.
Keraton Surosowan
Traveler bisa berkunjung ke situs bersejarah lainnya, tepat di depan Museum Banten Lama terdapat sisa-sisa reruntuhan Keraton Surosowan. Meski berupa reruntuhan, tumpukan batu bata merah dan batu karang masih tampak membentuk sebuah bangunan keraton. Benteng dengan luas sekitar 3,5 hektar dan dibangun pada 1552 ini dahulu merupakan tempat tinggal para sultan Banten.
Masjid Agung Banten
Setelah puas berkeliling Keraton Surosowan, traveler bisa melanjutkan perjalanan ke mengunjungi Masjid Agung Banten. Masjid ini merupaka salah satu mesjid tertua di Indonesia. Setiap harinya selalu dipenuhi oleh para pengunjung yang hendak berziarah ke makan Kesultanan. Para pengunjung yang datang bukan hanya dari Banten ataupun Pulau Jawa, tetapi banyak juga yang dari luar Pulau Jawa.
Sebagai tempat sentral peribadahan dari masa Kesultanan Banten hingga sekarang. Masjid Agung berdiri dengan kokoh dan memiliki gaya arsitektur yang cukup beragam. Kecantikan bangunannya memiliki banyak falsafah, mulai dari bentuk pintu masuk, mimbar, tiang dan lain-lainnya memiliki banyak makna tersendiri. Termasuk menara masjid yang menyerupai pagoda.
Selain itu, traveler juga bisa berkunjung ke Vihara yang terletak di dekat Benteng Spelwijk di pesisir laut Selat Sunda. Selain itu, juga masih ada Danau Tasikardi sebagai tempat wisata yang menawarkan keindahan untuk berwisata ria.
Puas berkeliling, traveler juga bisa mengisi perut dengan makanan khas Banten seperti sate bandeng, rabeg dan lain-lain di kawasan dekat Masjid Agung. Selain itu, juga terdapat pedagang buah-buahan, aksesoris, tasbih, kopiah, dan sorban juga pedagang-pedagang lainnya yang dapat traveler kunjungi.
Rencana pemerintah Provinsi Banten untuk membenahi kawasan Banten Lama mendapatkan respons positif. Semoga kawasan Banten Lama semakin lebih baik sehingga pengunjung merasa nyaman. (aibin/red)