Perlahan BI Ingin Tinggalkan Dollar
BISNISBANTEN.COM — Bank Indonesia akan terus memperbanyak kerja sama dengan negara lainnya untuk transaksi bilateral dengan menggunakan mata uang lokal atau local currency settlement (LCS). Ini diungkapkan Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam acara Capacity Building Wartawan BI Banten di Novus Jiva Anyer, Jumat malam (10/9).
“Kita akan terus perbanyak kerja sama dengan negara-negara yang bersedia, karena kita sebetulnya ingin meninggalkan dollar,” katanya.
Saat ini, BI sudah bekerja sama terkait LCS dengan beberapa negara antara lain Jepang, Thailand, Malaysia, dan Tiongkok. Implementasi LCS memberikan banyak manfaat antara lain biaya konversi transaksi menjadi lebih efisien, tersedianya alternatif pembiayaan ekspor/direct investment dalam mata uang lokal, tersedianya alternatif instrumen hedging dalam mata uang lokal, dan diversifikasi eksposur mata uang yang digunakan dalam penyelesaian transaksi.
Implementasi kerja sama ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan oleh Bank Indonesia untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra. Perluasan penggunaan LCS diharapkan dapat mendukung stabilitas Rupiah melalui dampaknya terhadap pengurangan ketergantungan pada mata uang tertentu di pasar valuta asing domestik.
Ia menjelaskan, kebijakan LCS muncul pada 2008 lalu karena adanya tidak ingin terus bergantung dengan Dollar sebagai transaksi pembayaran global. Seperti diketahui, Dollar Amerika merupakan satu-satunya mata uang untuk semua transaksi pembayaran antar negara. Ini tentu tidak sehat, sehingga negara-negara mulai mengeluarkan kebijakan bilateral seperti Euro, dan lainnya.
“Untuk di Asia sendiri, kita mulai inisiatif membuat kebijakan yang dikenal dengan LCS dan ini sudah terjalin dengan beberapa negara,” katanya. (susi)