Info Travel

Ke Baduy Dalam Cuma 40 Menit, Lewat Cijahe Dong

BISNISBANTEN.COM — Suku Baduy memiliki banyak daya tarik. Mulai dari kesederhanaan, keselarasan hidup berdampingan dengan alam, dan keteguhan memegang teguh adat.

Sejauh ini banyak yang memilih Ciboleger sebagai pemberhentian terakhir, sebelum akhirnya masuk ke pemukiman Baduy Luar bahkan Baduy Dalam. Dari sini untuk mengunjungi perkampungan Baduy Dalam seperti Cibeo atau Cikeusik lumayan lama. Untuk pengunjung, bisa empat jam lebih perjalanan kaki.

Selain Ciboleger, padahal ada jalur lain yang bisa lebih dekat untuk masuk ke perkampungan Baduy Dalam. Yakni dari Terminal atau Warung Cijahe. Dari sini, untuk mencapai ke Cikeusik, hanya 40 menitan. Sedangkan ke Cibeo, bisa sekitar satu setengah sampai dua jam.

Advertisement

Cijahe ini merupakan terminal terakhir. Di sini ada banyak warung-warung, mulai dari warung nasi, warung jajanan, warung oleh-oleh juga kamar mandi umum serta musala. Namun orang-orang di sini lebih mengenal dengan jalur Bojongmanik. Karena memang terdapat di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak.

Namun, untuk mencapai ke Cijahe, harus melewati kecamatan lain yakni Cirinten. Jarak dari pusat Kota Rangkasbitung ke Cirinten ini jika ditempuh dengan motor yakni satu sampai satu setengah jam.

Dari Cirinten ini akan ada jalan kecil yang lumayan rusak, ditandai dengan gerbang khas bertuliskan Baduy Jero. Nah, susuri saja terus sampai jalan buntu dengan gapura bertuliskan Selamat Datang di Wisata Baduy, via Cijahe perbatasan Baduy, Desa Kebon Cau, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak.

Kalau mau mengendarai angkutan umum dari pusat Kota Rangkasbitung, ada elf ke Jurusan Parigiloh.

Advertisement

Untuk masuk ke pemukiman Baduy Dalam seperti Cikeusik, disarankan diantar orang yang ada di Cijahe. Karena mereka lah yang akan menyambungkan lidah kepada penduduk di sana untuk diizinkan menginap atau sekadar bertamu.

Oh ya, dari Cijahe saat melewati jembatan bambu akan ada posko. Semua pengunjung diharuskan mengisi biodata yakni nama dan alamat di buku tamu.

Dari pos, ada dua pilihan tujuan, ke kanan menuju Cikeusik, ke kiri menuju Cibeo.
Cibeo jauh lebih dikenal daripada Cikeusik, biasanya pengunjung yang masuk dari Ciboleger akan bermalam di Cibeo.

Perjalanan menuju Cikeusik melewati ladang huma suku Baduy. Tidak terlalu melelahkan karena tidak banyak tanjakan yang menguras keringat.

Jika ingin menginap di rumah warga Baduy, disarankan untuk membawa beras, mi, ikan asin. Juga beberapa makanan.

“Warga Baduy paling senang kalau dibawakan gambir, mereka senang menyirih. Juga kopi, biasanya kopi hitam kupu-kupu,” jelas Epoy, pemilik warung di Cijahe yang mengantarkan ke pemukiman Cikeusik.

Hal ini juga dibenarkan Jaro Alim, sesepuh adat di Cikeusik. “Kami memang terbiasa nyirih. Laki-laki maupun perempuan di sini suka nyirih,” tuturnya dalam bahasa Sunda Baduy.

Masyarakat Baduy Dalam sudah sangat mengenal transaksi dengan uang. Jadi, jangan sungkan ya setelah bermalam di rumah mereka untuk memberikan tip sebagai tanda terimakasih.

Sepanjang di sana, sebagai pengunjung untuk selalu menaati adat istiadat di sana. Tidak membuang sampah sembarangan, berbuat asusila, juga tidak mengambil foto atau video sembarangan. Oh ya, karena mereka sangat menjaga lingkungan, saat mandi di sungai, jangan memaksakan menggunakan sabun, pasta gigi, dan sampo ya. Itu sama saja tidak menghargai mereka yang memegang teguh adat dalam menjaga keseimbangan alam.

Selanjutnya, selamat menikmati alam. (hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.