BPS Banten Sebut Emas Perhiasan dan Komoditas Pangan Jadi Penyebab Kenaikan Inflasi di Banten November 2025

BISNISBANTEN.COM — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten merilis perkembangan inflasi, ekspor-impor, NTP, dan pariwisata melalui acara Press Release Live yang digelar pada Senin (1/12/2025). Data menunjukkan bahwa inflasi Banten pada November 2025 mengalami kenaikan moderat, dengan sejumlah komoditas pangan dan emas perhiasan menjadi penyumbang utama.
BPS Banten mencatat inflasi month-to-month sebesar 0,27 persen, sementara inflasi year-on-year tercatat sebesar 2,05 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan harga komoditas bahan makanan dan sejumlah barang konsumsi masyarakat. Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Banten, Bambang Widjonarko, menjelaskan bahwa kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang terbesar, berkontribusi 0,18 persen terhadap inflasi.
Sejumlah komoditas yang memberikan andil signifikan antara lain bawang merah, cabai merah, emas perhiasan, tomat, dan cabai rawit. Dalam paparannya, BPS menunjukkan bahwa harga emas perhiasan kembali meningkat dan menjadi salah satu pemicu inflasi baik secara bulanan maupun tahunan. Kenaikan harga emas mengikuti tren global serta meningkatnya permintaan menjelang akhir tahun.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga memberikan andil inflasi terbesar, mencapai 1,37 persen. Selain emas perhiasan, komoditas lain yang mempengaruhi inflasi tahunan meliputi cabai merah, telur ayam ras, ikan kembung, dan bawang merah.
Selain inflasi, BPS Banten juga melaporkan perkembangan ekspor. Sepanjang Januari–Oktober 2025, nilai ekspor Banten meningkat 8,55 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Nilai ekspor total mencapai 10.892,74 juta dolar AS, didorong oleh sektor industri pengolahan yang menyumbang 96,95 persen dari keseluruhan ekspor provinsi. Ekspor nonmigas juga menunjukkan pertumbuhan pada sejumlah negara tujuan, termasuk Asia Timur, ASEAN, dan Eropa.
BPS mencatat bahwa ekspor menurut sektor dan negara tujuan turut menunjukkan tren positif. Negara-negara tujuan utama seperti Tiongkok, Jepang, dan Singapura masih menjadi pasar terbesar bagi produk-produk Banten, mulai dari barang industri hingga komoditas olahan. Peningkatan ekspor tersebut dinilai menjadi sinyal pemulihan ekonomi regional, terutama di tengah tekanan inflasi yang masih terkendali.
(Sarah)









