Sejumlah Indikator Strategis di Kabupaten Serang Dinilai BPS Alami Perkembangan Positif

BISNISBANTEN.COM- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang menyebutkan, sejumlah indikator strategis pembangunan Kabupaten Serang tercatat mengalami perkembangan positif. Mulai dari Usia Harapan Hidup yang meningkat hingga terjadi Penurunan Angka Kematian Bayi dan Pengangguran.
Demikian diungkapkan Kepala BPS Kabupaten Serang Tutty Amalia pada Rapat Koordinasi (Rakor) BPS Kabupaten Serang bersama Pemkab Serang di Pendopo Bupati, Senin (29/1/2024). Turut hadir Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan para pejabat eselon 2 dan 3 di lingkungan Pemkab Serang.
“Sejumlah indikator strategis di Kabupaten Serang mengalami perkembangan cukup baik. Mulai dari Usia Harapan Hidup naik, angka kematian bayi menurun, dan pengangguran juga menurun,” ungkapnya
Atas data positif itu, Tutty pun mengapresiasi Pemkab Serang yang menjadikan data BPS sebagai rujukan pembangunan. Pihaknya, kata Tutty, intens berkoordinasi dengan Pemkab Serang terkait data yang menjadi rujukan, mengevaluasi, dan menyusun program berikutnya.
“Data kami rutin menjadi acuan Pemkab Serang dalam merencanakan dan mengevaluasi program pembangunan,” ujarnya.
Senada disampaikan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang mengatakan jika data BPS menjadi acuan program Pemkab Serang setiap tahunnya.
“Dengan anggaran terbatas program kita tepat sasaran,” tegas bupati dua periode ini.
Kata Tatu, pihaknya fokus pada kenaikan dimensi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan memfokuskan pula anggarannya.
“Alhamdulillah, data yang kami dapat dari BPS untuk IPM naik. Kemudian, tingkat pengangguran turun, dan kemiskinan juga turun,” ungkap Ketua DPD Golkar Banten ini.
Berdasarkan data hasil survei BPS, disebutkan Tatu, tingkat pengangguran di Kabupaten Serang pada Agustus 2023 sebesar 9,94 persen atau menurun dibandingkan pada 2022 sebesar 10,61 persen. Kemudian, sambung Tatu, angka kemiskinan juga menurun, dimana pada 2022 tercatat sebesar 4,96 persen turun menjadi 4,85 persen pada 2023.
“Angka ini mencatatkan Kabupaten Serang dengan angka kemiskinan terendah ketiga di Provinsi Banten,” ujar bupati perempuan pertama di Kabupaten Serang ini.
Setelah sempat terkontraksi Covid-19, lanjut Tatu, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Serang meningkat tajam. Sebelumnya, diakui Tatu, pertumbuhan ekonomi semoat minus 2,38 persen pada 2020, tetapi terus meningkat menjadi 3,74 persen pada 2021, dan pada 2022 menjadi sebesar 5,04 persen. Sedangkan untuk IPM, kata Tatu, juga meningkat cukup signifikan, yakni sebesar 71,99 poin pada 2022 atau meningkat menjadi 72,63 poin pada 2023.
“Angka ini termasuk dalam kelompok IPM Tinggi,” katanya.
Sejumlah dimensi IPM, diungkapkan Tatu, seperti Usia Harapan Hidup naik 0,54 persen menjadi 74,62 tahun, harapan lama sekolah naik 0,63 persen menjadi 12,86 tahun, rata-rata lama sekolah naik 0,13 persen menjadi 7,79 tahun, dan pengeluaran per kapita naik 3,70 persen menjadi Rp11.320.000 per tahun. Kendati sejumlah indikator pembangunan mengalami tren positif, tetapi menurut Tatu, pihaknya masih menyisakan sejumlah catatan. Seperti pengangguran masih banyak di level lulusan sarjana, SMA, dan SMK.
“Nanti kita evaluasi detail dengan program di sejumlah OPD,” tegas Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Banten ini.
Evaluasi program juga, tambah Tatu, dilakukan dalam proses pengentasan kemiskinan. Meski angka kemiskinan turun, kata Tatu, tetapi kedalamannya meningkat. Artinya, pihaknya harus menurunkan program kepada masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstream. Selanjutnya, evaluasi juga dilakukan pada program untuk mengerek income per kapita masyarakat.
“Pendapatan per kapita masyarakat memang naik, tapi jangan terlena, karena kita ada industri. Kami ingin pendapatan masyarakat naik di tingkat nelayan hingga petani,” pungkas Tatu. (Nizar)