Peringatan 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia
BISNISBANTEN.COM — Otoritas Jasa Keuangan bersama Self Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal yaitu PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia berkomitmen untuk terus membangun industri Pasar Modal yang tangguh dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Di tengah optimisme terhadap pasar modal Indonesia yang terlihat dari peningkatan indikator-indikator ekonomi serta jumlah investor domestik dan milenial yang signifikan.
Presiden Joko Widodo meminta agar momentum ini harus terus dijaga. Peningkatan kepercayaan terhadap pasar modal harus menjadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk, produktivitas dan kualitas pelayanan harus terus diperbaiki.
“Penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan, serta ekosistem perekonomian nasional harus bersama-sama kita perbaiki,” papar Presiden Republik Indonesia dalam sambutannya pada HUT Pasar Modal ke-44. Presiden juga berpesan agar kita dapat bersama-sama meningkatkan daya saing Indonesia di tengah kompetisi global untuk mempercepat Indonesia maju yang kita cita-citakan.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam sambutannya pada Pembukaan Perdagangan untuk memperingati 44 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Selasa (10/8), menyampaikan harapannya, Antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal yang terjaga. Ini diharapkan dapat menjadikan pasar modal sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi nasional.
“Hal ini sejalan dengan tema peringatan ulang tahun pasar modal kali ini yaitu Sinergi Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi,” katanya.
Pasar modal Indonesia masih mampu bertahan dari dampak pandemi dan menunjukkan kinerja yang stabil dan terus membaik. IHSG hingga 9 Agustus 2021 tercatat menguat ke level 6.127,46 atau tumbuh 2,48% (ytd) dengan aliran dana non-residen tercatat masuk sebesar Rp18,24 T (ytd).
Penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36% (yoy) atau sebesar Rp117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum. Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin.
“Capaian ini hampir melampaui perolehan tahun 2020 yang sebesar Rp118,7 triliun dan kami yakin dapat kembali mencapai level sebelum pandemi di akhir tahun 2021,” kata Wimboh.
Hingga saat ini terdapat 83 penawaran umum dalam proses (pipeline) senilai total Rp52,56 triliun dengan 40 penawaran umum di antaranya akan dilakukan melalui mekanisme IPO. Ke depan, OJK akan terus berupaya meningkatkan basis supply antara lain dengan mengakomodir calon emiten dari new economy/start-up yang diharapkan dapat turut meramaikan perdagangan saham di BEI.
Dari sisi demand, terjadi peningkatan jumlah investor yang sangat signifikan. Per Juli 2021, jumlah SID tercatat sebanyak 5,82 juta atau meningkat 2 (dua) kali lipat sejak awal pandemi yang menunjukkan tingginya optimism investor terhadap pasar modal Indonesia.
Berbagai kebijakan pengawasan Pasar Modal telah dan akan terus dilakukan OJK antara lain:
1. Pendalaman Pasar, dengan meningkat jumlah emiten dan nilai emisi yang tercatat di Bursa
Per 9 Agustus 2021, jumlah rasio kapitalisasi Pasar Modal Indonesia terhadap PDB 2020 sebesar 47,87%. Masih lebih kecil dibandingkan negara-negara tetangga. OJK bersama SRO dan pelaku industri Pasar Modal lainnya terus berupaya melakukan sosialisasi kepada calon Emiten korporasi agar memanfaatkan Pasar Modal sebagai alternatif pembiayaan.
Masuknya unicorn dan decacorn ke bursa saham domestik diharapkan dapat mendongkrak market cap saham emiten di BEI dan menarik lebih banyak investor, termasuk investor asing. Masuknya perusahaan-perusahaan startup tersebut diprediksi bakal lebih menggairahkan perdagangan saham di bursa dalam negeri.
OJK bersama Bursa Efek Indonesia tengah menyiapkan regulasi yang sesuai dengan karakteristik unicorn/decacorn tersebut, antara lain penyusunan pengaturan dual class share dengan multiple voting shares (MVS) yang memungkinkan para pendiri unicorn/decacorn menjaga pengendaliannya sehingga dapat membangun dan mengembangkan bisnisnya sesuai dengan visi misi yang sudah direncanakan. Penerapan MVS tersebut perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan perlindungan kepada pemegang saham minoritas.
2. Memberikan Kemudahan Bagi UMKM
OJK telah mengeluarkan kebijakan Securities Crowd Funding (SCF) sebagai alternatif pendanaan bagi pelaku UMKM, melalui penerbitan POJK Nomor 57/POJK.04/2020. Sampai Juli 2021, total penyelenggara SCF yang mendapatkan izin dari OJK telah bertambah menjadi 5 penyelenggara. Di samping itu, jumlah penerbit/pelaku UMKM yang memanfaatkan Equity Crowd Funding (ECF) juga mengalami pertumbuhan sebesar 27,1% (ytd) menjadi 164 penerbit, dengan total pemodal mencapai 34.525 investor, naik 54,53% (ytd). Jumlah dana yang berhasil dihimpun juga mengalami peningkatan sebesar 64% (ytd) menjadi sebesar Rp313,55 miliar.
3. Peningkatan Perlindungan Investor dan Penegakan Hukum
OJK bersama stakeholders Pasar Modal terus berusaha meningkatkan jumlah investor di antaranya melalui sosialisasi dan edukasi Pasar Modal, Program Digitalisasi Pemasaran Reksa Dana, simplifikasi pembukaan rekening Efek, memperbanyak galeri investasi di seluruh Indonesia, memberikan izin usaha Perusahaan Efek Daerah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di bidang Pasar Modal, serta sosialisasi e-IPO untuk meningkatkan partisipasi publik dalam penjatahan melalui penggolongan penawaran berdasarkan nilai emisi melalui e-IPO. (susi)