Banten24

Pakai Pakaian Adat Baduy dari Jaro Saija, Presiden Indonesia Ini Menuai Banyak Pujian

BISNISBANTEN.COM – Di tengah kontroversi kebijakan perpanjangan PPKM yang selalu diumumkan, Presiden Indonesia Joko Widodo kali ini menuai banyak pujian. Lewat foto yang diunggah di akun Instagram pribadinya @jokowi, ia mengenakan pangsi, baju khas yang biasa dikenakan masyarakat Baduy, suku yang masih memegang teguh adat dari Banten.

“Pagi ini, saya datang ke Senayan, menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI untuk menyampaikan Pidato Kenegaraan 16 Agustus 2021.”

Demikian tulis Jokowi sekira pukul 10.00 WIB. Hingga pukul 11.00 WIB, postingan ini mendapat lebih dari 472.377 like atau suka dan lebih dari 10.770 komentar.

Advertisement

Salah satunya dari akun Instagram @inforangkasbitung. “Pak Jokowi mengenakan pakaian adat dari Suku Baduy, bangga sebagau warga Lebak. Hatur nuhun Pak.”

Baju berwarna serba hitam berupa baju lengan panjang dan celana longgar ini, menurut @easteraulia itu keren. “Bajunya keren Pak.” Dengan emoticon tepuk tangan tiga kali.

Akun @ulderikawaryuningsih pun ikut memuji. “Bapak Presidenku keren.” Lengkao dengan tiga emotikon wajah dengan mata penuh cinta.

Penampilan Jokowi mengenakan baju adat Suku Baduy sepertinya dengan maksud dan tujuan tertentu. Suku Baduy yang selama ini teguh memegang adat dan taat pada pemerintah, menjadi hal yang perlu dicontoh untuk banyak orang.

Advertisement

Ini pun diutarakan akun @hendra2008. “Pakde memakai pakaian adat Suku Baduy ada makna yang tersirat. Mungkin seperti penghargaan buat Suku Baduy yang bebas dari Covid-19. Semoga Indonesia pulih seluruh nusantara,” harapnya.

Mengenai alasan memakai pakaian ini dijelaskan Jokowi saat berpidato. “Busana yang saya pakai ini adalah pakaian adat suku Baduy. Saya suka karena desainnya yang sederhana, simpel, dan nyaman dipakai. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada Pak Jaro Saija, tetua adat masyarakat Baduy yang telah menyiapkan baju adat ini,” terang Jokowi.

Mengenai Jokowi memakai baju adat ini, menurut Tubagus Pramudya pemilik usaha Balada Batik Banten mempengaruhi penjualan. “Kalau di Ore Bae, toko oleh-oleh khas Banten karena dia sudah tahu duluan, jadi mereka kebanjiran order. Kalau di Balada Batik, gak terlalu. Tapi setiap menjelang hari kemerdekaan kita selalu setok banyak. Permintaannya selalu ada peningkatan,” tukasnya. (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.
bisnisbanten.com