Menikmati Keindahan Laut dari Beranda Masjid Nur Abdillah, Subhanallah!
BISNISBANTEN.COM – Banyak orang memperbincangkan masjid megah ini. Viewnya seperti masjid At-Taawun Puncak, Jawa Barat. Namun bedanya, dari beranda masjid bisa melihat laut lepas. Demikian orang-orang berkomentar. Benarkah?
Masjid Nur Abdillah yang berada di Jalan Kosambi III Bulakan, Desa Tancang, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten dan dibangun pada 2016. Masjid selesai dibangun dan diresmikan pada 31 Agustus 2020.
Masjid ini berdiri di perbukitan dengan posisi tempat imam menghadap ke laut. Jamaah bisa leluasa melihat laut dari masjid. Jarak masjid ke bibir pantai sekitar 100 meter.
Masjid ini ternyata bagian dari rencana pembangunan pondok pesantren (Ponpes) An-Najah yang semula pembangunannya dimulai awal November 2020. Namun sempat tertunda karena pandemi.
Luas lahan yang disiapkan untuk masjid dan pesantren 13 hektar. Sementara untuk masjid, sekitar 6.000 meter. Masjid Nur Abdillah memiliki luas 28X29 meter dan terbuka selama 24 jam, terdiri atas ruangan utama salat, kamar petugas kebersihan, dan aula.
Masjid ini dinamai Nur Abdillah karena dinisbatkan kepada pendiri Yayasan An-Najah yakni KH Abdillah Amin. Nama masjid disematkan untuk mengenang pendiri pesantren yang memiliki arti cahaya hamba Allah.
Dalam waktu dekat, rencananya akan dibuat menara teropong bintang yang membutuhkan anggaran sekitar Rp1 miliar untuk melihat hilal. Nantinya, masjid ini juga dilengkapi payung penahan panas dan pondok pesantren. Selain itu, juga ada perkebunan, museum mini replika peninggalan Rasulullah, padepokan silat, kuliner khas Banten, kolam renang, dan kebun binatang.
Pembangunan masjid menghabiskan dana Rp9 miliar dari Rp 13 miliar dana yang disiapkan. Untuk arsitek masjid ini adalah Helmy adik dari ketua yayasan saat ini.
Masjid ini memiliki corak bangunan khas Timur Tengah dan berwarna putih tulang. Hampir seluruh lantai masjid menggunakan marmer. Marmer juga digunakan sampai ke toilet dengan pintu-pintu menggunakan kayu berkualitas.
Bangunan utamanya dilapisi marmer putih dan hitam. Sekeliling dinding masjid terdapat kaligrafi dari potongan ayat Al-Quran menggunakan khot tsulus. Di atas pengimaman terdapat kaligrafi bertuliskan QS Al-Mukminun ayat 1 dan ayat 2.
Masjid megah ini terdiri dua lantai. Di lantai dua tempat imam salat, menghadap laut serta diberi kaca bening.
Untuk sampai ke inti bangunan masjid, pengunjung atau jamaah harus menapaki tangga cukup panjang dan tinggi. Terdapat 70 anak tangga utama dengan ketinggian sekitar 25 meter dari lokasi parkir serta beberapa tangga kecil untuk sampai ke tempat salat.
Setelah melewati anak tangga, hamparan laut lepas dapat memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya.
Sejak diresmikan, banyak yang berkunjung untuk salat ke sini. Mereka berasal dari Tangerang, Jakarta, Bandung, dan lainnya. Kalau dari Serang dan sekitarnya biasanya anak-anak yang sedang belajar tahfiz.
Pengunjung masjid juga didominasi santri dan guru setelah melaksanakan ziarah di sekitar Banten dan luar daerah. Hampir tiap Jumat sampai Minggu ratusan pengunjung memadati teras masjid selepas menunaikan salat.
Setiap bulan pada minggu ketiga, ada kegiatan pengajian Ratib Al-Atos karangan Habib Al-Atos dan dipimpin Ustaz Hari Sanjaya. Ratib Al-Atos merupakan kumpulan dari hadis nabi, zikir pagi dan petang, serta salawat nabi. Setiap awal bulan pada Sabtu bakda Salat Zuhur rutin dilaksanakan zikir tarikat Qodiriyah Wanaqsabandiyah. Biasanya, jemaah yang hadir mencapai ribuan orang. Namun, dihentikan selama pandemi Covid-19.
Keberadaan masjid ini dapat menjadi ikon baru di kawasan wisata Cinangka dan Anyer yang selalu ramai dikunjungi. Hmmm, jadi ingin singgah dan bersujud di masjid ini ya sambil mentadabburi keindahan alam ciptaan Allah Swt. (Hilal)