Kanwil Kemenag dan Polda Banten Serukan Anti Hoax
BISNISBANTEN.COM – Kanwil Kementerian Agama Provinsi Banten bersama Kepolisian Daerah (Polda) Banten, menggelar kegiatan Pembinaan Sadar Hukum Dalam Bermedia Sosial, guna mewujudkan masyarakat yang baik dan bijak dalam menggunakan media sosial. Kegiatan tersebut juga sekaligus mendeklarasikan seruan anti hoax bagi peserta kegiatan yang hadir pada Selasa, (13/3).
Acara yang berlangsung di Aula Kanwil Kemenag Provinsi Banten, di KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang, dihadiri sedikitnya ratusan dari perwakilan penyuluh agama se-Provinsi Banten.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kanwil Kementrian Agama Provinsi Banten, Bazari Syam menghimbau untuk berhati-hati dan harus pintar, dalam menggunakan sosial media di era saat ini. Sebab, menurutnya, bahaya dari tiap informasi hoax tersebut dapat mengakibatkan keresahan, serta kegundahan dalam bermasyarakat.
Penyuluh agama, lanjut Bazari Syam, merupakan para tokoh agama yang bertugas menyampaikan pesan agama dengan baik, hanya saja soal informasi umum di media sosial masih lemah untuk menyaringnya. Hal ini karena penyuluh agama ini harus menjunjung tinggi kebenaran.
“Berkembangnya teknologi saat ini, terlebih dengan bebasnya masyarakat mendapatkan alat komunikasi seperti android, maka masyarakat pun akan mudah pula mendapat informasi pada dirinya. Nah, informasi- informasi yang belum tentu kebenaran itulah yang dapat menimbulkan kebencian maupun ajakan yang tidak baik,” kata Bazari Syam.
Untuk itu, lanjut Bazari, pihaknya meminta kepolisian agar memberikan pembinaan sadar hukum bermedia sosial. Sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang baik dan bijak dalam menggunakan media sosial. Agar tidak menimbulkan perpecahan umat dan bangsa ke depannya.
Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Serang tersebut juga mengingatkan pada para penyuluh agama, Informasi yang terima dari media sosial harus difilter, karena kebenarannya masih diragukan, dan ini merusak sistem komunikasi dan membuat perpecahan umat.
“Banyak suami istri yang cerai, keluarga rusak karena beragam informasi di media sosial yang menyesatkan. Untuk itu kita harus rajin tabayun. Saring sebelum sharing, gunakan jari dengan baik. Mulai saat ini harus bijak dalam bermedia sosial,” pungkas Bazari. (AHR/NUA)
Penulis : Ahmad Haris
Editor : Nurzahara Amalia