Kabupaten Serang Dilirik Investor Dari Malaysia
BISNISBANTEN.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang kedatangan pengusaha dari negara tetangga Malaysia beserta rombongan yang akan berinvestasi di Kabupaten Serang. Mulai dari investasi pembangunan infrastukrut sampai program digitalisasi publik.
Demikian diungkapkan Dato’DR Muhammad Amar Bin Arna Salam selaku Chairman Johor Bahru Credit SDN. BHD, Malaysia saat berkunjung ke Pemkab Serang, Jumat (28/10/2022). Rombongan pengusaha dari Malaysia itu pun disambut Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik) Kabupaten Serang Haerofiatna. Mereka sempat berkeliling ke area lingkungan Pemkab Serang hingga sempat berkunjung ke Pendopo Bupati Serang.
Usai kunjungan, kepada awak media Muhammad Amar mengaku, kedatangan pihaknya untuk membangun kerjasama dam berinvestasi di Kabupaten Serang untuk membantu Pemkab Serang dalam hal pelayanan publik.
“Kite akan membangunkan dari segi komunikasi dibuat bagus, bentuk kerjasama sudut keniagaan, pertanian, apa aja. Di Kabupaten Serang ekonomi rakyat nanti dibantu infrastruktur dan pembangunan teknologi,” ujar Amar dalam logat Malaysia.
“Investasi kita sudah buat di Philipina, Vietnam, Indonesia belum buat, Banten pertama,” imbuh Amar.
Di tempat yang sama, Representative of President ASEAN Co-Operative Organization(ACO) Faizul Dato’ Hanapi menambahkan, jenis investasi di luar negara di antaranya mikro credit atau koperasi.
“Tujuan bagi kita infrastruktur mendahulukan, baru bikin lain-lain, karena dari segi kerajaan di pusat juga kita lihat infrastruktur dulu, itu paling penting untuk rakyat,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Diskominfosatik Kabupaten Serang Haerofiatna menyambut baik kedatangan rombongan pengusaha dari Malaysia yang akan berinvestasi di Kabupaten Serang untuk membantu masyarakat di wilayahnya.
Diakui mantan Kepala Bagian (Kabag) Hubungan Masyarakat (Humas) Sekretariat DPRD Kabupaten Serang ini, kondisi Indonesia termasuk Kabupaten Serang dari segi keuangan sedang mengalami defisit. Oleh karena itu, menurut pejabat yang akrab disapa Haero ini, kehadiran investor dari Malaysia yang serius untuk berinvestasi di Kabupaten Serang akan membantu Pemkab Serang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
“Kabupaten Serang ini mempunyai 29 kecamatan dan 326 desa yang perlu dibantu untuk mewujudkan Service Excellence atau pelayanan prima, salah satunya pembangunan infrastruktur untuk telekomunikasi. Kita berharap tidak menggunakan dana APBD tapi dana dari temen-temen Malaysia bisa disupport, mungkin beliau mau investasi digital publik dia bangun. Mudah-mudahan informasi itu sampai ke 326 desa,” harap mantan Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal) pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Serang ini.
“Digital publik sangat penting dan teknologi tidak bisa dipungkiri serta tidak bisa menutup kemungkinan, karena sudah nomor satu sekarang,” imbuhnya.
Disinggung soal blank spot, Haero tidak menampik, jika hal itu masih menjadi persoalan di wilayah Kabupaten Serang. Salah satunya disebabkan kondisi demografi wilayah Kabupaten Serang yang seperti tapal kuda, artinya ada gunung dan banyak hutan sehingga banyak wilayah yang mengalami blank spot.
“Setiap kecamatan ada (blank spot-red), tapi kemarin kita sudah dibantu Kementerian Kominfo, kalau enggak salah ada 20 titik di Bojonegara, Puloampel, dan Tirtayasa yang memang desanya sulit mendapatkan sinyal, salah satunya desa Pakuncen sampai ke Pulopanjang Puloampel,” ungkap mantan Kabid Perdagangan pada Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoumperindag) Kabupaten Serang ini.
Atas kondisi itu, lanjut Haero, pihaknya akan menjelaskan kepada calon investor terkait kebutuhan di Kabupaten Serang agar tidak salah investasi.
“Jangan sampai salah investasi. Kalau enggak, mereka merugi, kalau salah investasi hasilnya tidak maksimal,” jelas pimpinan Universitas Primagraha (UPG) ini.
Kata Haero, calon investor dari Malaysia juga masih beranggapan telekomunikasi di Kabupaten Serang masih tradisional, sehingga mendorong mereka untuk berinvestasi dari sisi digital publik. Seperti video tron hanya ada di beberapa lokasi dan cenderung hanya orang kota yang melihatnya.
Sedangkan di kecamatan sarana informasi melalui video tron sangat minim, sehingga informasi pemerintah terkadang tidak sampai kepada masyarakat di wilayah.
“Kalau melihat visual kan lebih cepat diketahui teknologi itu seperti apa, info dari Whatsapp cepet lah. Nah, mereka tradingnya banyak, mulai dari telekomunikasi, logistik, Finance. Jadi ini investasinya perusahaan dan perorangan, karena latar belakang mereka pengusaha yang simpati dan peduli. Minimal kita dapat CSR (Corperate Social Responsibility)-nya untuk warga tidak mampu,” pungkasnya. (Nizar)